“Wah, Lif-nya rusak,” gumam Veno langsung melewati jalur tangga.
Perpustakaan kampus masih sedikit pengunjungnya, karena memang tidak banyak minat baca dari mahasiswa. Mayoritas para pelajar kampus sekarang lebih memilih nongkrong ala-ala Caffe estetik, foto, lalu upload Sosial Media. Tanpa basi-basi Veno keluarkan Kartu Mahasiswa, scan dan tersenyum hangat kepada Ibu Resepsonis.
“Assalamualaikum Ibu, selamat pagi,” sapa Veno langsung menyimpan tas bawaan di dalam rak yang telah disediakan.
“Waalaikumussalam, tumben kali nak kamu ke Perpustakaan di awal jam buka,” jawab Ibu Marsih terheran-heran.
“Iya nih bu, masih ada tugas kuliah dengan deadline besok,” ia melirik jam memastikan estimasi waktu di Perpustakaan sangat cukup. “Saya lanjut ya bu,” pamit Veno langsung menuju rak-rak buku.
“Silahkan,” singkat Ibu Marsih fokus kembali ke layar komputer. Seperti sedang menyelesaikan kerja karena ada tumpukan buku-buku di meja kerja Resepsonis.
Veno mencari buku tentang Intelektual Pesantren, tuntutan tugas di Fakultas Studi Islam. Satu persatu ia telusuri, judul dibaca cepat. Sekilas saja. Kemudian lanjut buku berikutnya. Seperti itu hampir menghabiskan waktu 20 menit. Tak lama, terlihat sosok hijab gamis coklat, cantik, manis, tapi sayang kuliah di Fakultas sebelah.
Dia Kenya, perempuan incaran Veno, kenal lama di Perpustakaan kampus. Kenya termasuk mahasiswi rajin, suka membaca. Wawasan keilmuan tentunya sesuai dengan bacaan. Saat Veno mencari buku di rak ujung. Buku itu akhirnya ditemukan bertajuk, “Intelektualisme Pesantren.” Pandangannya teralihkan ke Kenya. Mulai memperhatikan dari kejauhan.