Pembohong

Khasbi Abdul Malik
Chapter #5

Perpustakaan #5

Cara makan perempuan kadang nampak sopan. Perlahan dan lamban. Itu biasanya kalau di depan laki-laki. Kalau dalam satu lingkungan perempuan. Sama saja. Mereka pun juga manusia. Ketika lapar, sangat lahap menyantap. Veno menghabiskan makanan lebih awal. Bergegas membasuh lalu duduk. Bergantian. Setelahnya Kenya, mambasuh, meraih tisu, lalu duduk. Terjeda sejenak. Masing-masing meletakan piring anyaman bambu berlampir kertas minyak di bagian sisi kiri. Ujung meja. 

Rencana dimulai.

Veno tanyakan nama akun Instagram Kenya. Tanpa basa basi ia yakin dengan strategi ini akan berhasil. Meski tidak yakin diterima. Tak masalah. Paling tidak hak mencintai sebagai makhluk sosial sudah tersampaikan.

“Anya punya akun Instagram kan? Boleh dong tau, aku ingin kirim postingan bagus,” Kenya tidak curiga sedikit pun dengan pertanyaan Veno.

Spontan Veno ketik nama di kolom pencarian. Kenya begitu saja menyodorkan handphone android menunjukan akun.

“Ini. Coba aja kamu cari,” ia letakan hp di hadapan Kenya.

Akun Instagram perempuan banyak keunikan. Jangan heran. Di beranda profil selain tertulis nama, di bio tercantum “-hey there!” dilengkapi icon emoji planet atau pernak-pernik bintang, mungkin itu planet Ploto. Mungkin saja. Ditambah keterangan dalam bahasa asing bertuliskan “welcome to Kenya’s ka-lei-dos-kop.” Entah itu berasal dari bahasa mana atau istilah apa. Veno langsung fokus pada sisi kanan, kolom ‘Kirim Pesan.’

Lihat selengkapnya