Pembunuh iblis

mitos sensei
Chapter #2

Chapter 2 reliek yang belum terindentifikasi

Setelah mendengar kalau ketentaraan membuka lowongan untuk unit mereka, Airin segera bergegas untuk mendaftar di pintu gerbang kota, disana sudah ratusan orang datang untuk mendaftar, Airin menunggu hingga tiba giliran dia untuk mendaftar, setelah beberapa jam akhirnya tiba gilian Airin untuk mendaftar.

“ nama anda?”

“ Airin”

“ anda ini pria atau wanita?”

“ saya pria, memang kenapa?”

“ tidak nama Airin itu bukannya nama

wanita?”

“ nama ini adalah pemberian mendiang

ibu saya”

“ kalau begitu saya minta maaf,

silahkan masuk ke dalam sana”

 Di dalam ruangan itu, ratusan orang berkumpul dan diminta untuk memilih salah satu dari 4 jenis unit yang membuka lowongan, tiap unit memiliki cara pengujian yang berbeda beda, Airin memutuskan untuk menjadi unit penjaga gerbang, ujian dari unit itu juga tidak terlalu susah, hanya di suruh untuk melawan seseorang saja, boleh memakai tangan kosong atau dengan senjata, banyak orang yang gagal dalam ujian, dan hanya beberapa orang yang lulus dan langsung diterima.

“ selanjutnya”

Airin maju dan mulai menunjukan bela diri yang dia kuasai, penguji mulai menunjukan kuda kuda dan memberikan isyarat bahwa Airin bisa memulai menyerang dia, Airin segera berlari dan meninju sekuat tenaga yang dia miliki, namun serangan dari tinjunya dapat ditahan oleh penguji hanya dengan satu tangan, Airin mulai melancarkan serangan kedua dengan menendang kepala penguji, namun penguji itu hanya diam saja, tidak ada teriakan karena rasa sakit, bagi penguji itu tendangan yang di lancarkan oleh Airin hanya seperti di tampar oleh anak kecil saja. Airin yang mulai kesal langsung melancarkan tinju dan tendangannya, kecepatan dan kekuatan dari tinju dan tendangan yang di lancarkan menjadi semakin kuat, bahkan orang orang disana tidak bisa melihat kearah mana tinju dan tendangan itu akan mengarah.

“ luar biasa, apa penguji itu masih

manusia?”

“ pria itu juga luar biasa, ini sudah mau

masuk menit ke 20, dan dia masih

belum

menyerah”

“ aku tidak bisa melihat tendangan dan

tinjunya”

“ ini seperti di film saja”

Penguji itu mulai mengeluarkan senyuman, dan berhasil menangkap tinju Airin untuk kedua kalinya, namun kali ini salah satu tinju yang di lancarkan oleh Airin berhasil mengenai kepalanya dan membuat penguji itu mengalami cedera berupa lecet, tangan Airin segera dilepas, dan dia diberikan selamat, Airin berhasil terpilih sebagai unit penjaga gerbang, banyak orang yang terkesan dengan apa yang mereka lihat barusan, bisa dibilang bahwa Airin adalah seorang pemula yang banyak memiliki misteri, baik asal usulnya maupun bagaimana masa lalu yang dia miliki.

Airin segera mengantri untuk mendapatkan lencana dan pakaian untuk bertugas, beberapa orang yang terpilih dibawa oleh senior mereka untuk memilih milih senjata untuk mereka pakai selama bertugas, didepan mereka ada satu box besar yang terbuat dari kayu, didalamnya terdapat pedang dan tameng serta senjata lainnya, orang orang yang berhasil lolos dari ujian mulai berebutan untuk bisa mendapatkan senjata terbaik yang ada didalam kotak itu, seperti anak anak yang ingin mendapatkan mainan, itulah apa yang ada dipikiran Airin.

“ selalu seperti ini”

“ penguji”

Airin yang melamun tidak sadar dengan keberadaan senior yang menjadi penguji barusan di samping dia, Airin segera memberikan hormat, namun penguji menyuruhnya untuk tidak terlalu formal jika tidak sedang berdinas.

“ namamu siapa?”

“ nama saya Airin”

“ akan saya ingat namamu, Airin apa

kau mau mencoba memakai senjata

selain yang ada

di kotak sana?”

“ apa maksud anda?”

“ ikuti saya”

Airin di bawa menuju sebuah ruangan lain yang berjauhan dari pintu gerbang kota, dia di bawa dengan sebuah mobil jeep, selama perjalanan itu senior tidak berbicara apa apa dan hanya sibuk menyetir saja, arah tujuan mereka adalah gedung pusat yang menjadi gedung seluruh unit untuk berkumpul, memang jarang mereka di bawa kesana kecuali ada misi, atau semacamnya saja, senior mengeluarkan lencana yang dia miliki dan mereka mempersilahkan Airin dan senior itu masuk kesana.

“ maaf, namun kenapa anda membawa

saya kemari?”

“ reliek”

Lihat selengkapnya