Pembunuh iblis

mitos sensei
Chapter #3

Chapter 3 iblis menyerang kota perlindungan Jakarta

Waktu telah berlalu bagi Airin, dia sudah terdaftar sebagai pasukan untuk unit penjaga gerbang, kode yang diberikan kepadanya adalah gb00122, sebagai orang yang bisa dibilang baru disana, Airin ditugaskan di waktu sore hingga pagi hari, menjadi petugas jaga malam memberikan beberapa keuntungan bagi Airin, khususnya untuk dia bisa berlatih dimalam hari, reliek yang belum teridentifikasi zendolk, beberapa hari yang lalu, Joko datang ke tempat Airin bertugas bersama dengan Budi, mereka datang untuk mengetes apakah Airin bisa mengeluarkan potensi tersembunyi dari zendolk, Budi menantang Airin untuk bertarung. Airin bersiap dengan zendolk di tangan kanannya, dia melihat Budi yang sudah siap dengan reliek miliknya, pedang besar penebas kepala, Joko memberikan aba aba dan pertarungan itu dimulai.

Airin melesat maju dan berusaha menusuk tubuh Budi menggunakan relieknya, namun pedang besar yang menjadi reliek milik Budi menghalau tombak Airin, Airin menancapkan tombaknya ketanah dan menggunakannya sebagai pegangan, Airin berputar dan menendang pedang besar milik Budi, Budi terpental sejauh beberapa meter karena daya serang yang diberikan oleh Airin.

“ anak bodoh, kapan kau akan mulai

serius?”

“ apa maksud anda?”

“ kau hanya menggunakan reliek

seperti senjata biasa, gunakan secara

penuh, alirkan tenagamu dan biarkan

reliek itu menerimannya”

Tepat setelah Budi mengatakan itu, warna mata Budi berubah menjadi merah seperti darah, reliek milik Budi juga menyala seperti api yang berkobar, Airin mulai mengerti kesalahan yang dia lakukan sebelumnya, Airin mulai mengeluarkan tenaganya, zendolk mulai bercahaya dan mata Airin mulai menjadi keperakan, Airin sudah bersatu dengan reliek miliknya, cahaya keperakan menyinari zendolk, Budi maju perlahan, bukan tanpa sebab, reliek miliknya membatasi pergerakan yang dimiliki oleh dia, Airin berlari kearah kiri, untuk bisa menyerang dari kiri, Airin berputar didekat Budi menciptakan angina topan kecil, Airin menggunakan tombak milik dia untuk bisa memberikan dampak kerusakan kepada tubuh atau reliek milik Budi.

“ putaran seperti angin topan itu tidak

akan bekerja”

Budi menebas pedangnya, Airin terpental sejauh beberapa meter, disaat Airin hendak bangun Budi sedang bersiap siap, relieknya dipegang dengan dua tangan, gaya awal dalam olah raga kendo, Airin yang masih kesakitan karena serangan Budi barusan, berusaha untuk berdiri dengan menggunakan reliek miliknya sebagai tumpuan.

“ gawat, Airin segera lari dari sana, itu

potensi yang dimiliki oleh reliek milik

Budi, pembelah langit itu namanya”

“ terlambat”

Budi mengayunkan pedangnya kebawah, dalam sekejap arena tempat mereka bertempur sudah memiliki lubang sedalam 1 meter berbentuk oval, dampak dari potensi yang dikeluarkan sangat berbahaya, asap dan debu memenuhi tempat itu, baik Budi atau Joko tidak bisa melihat apakah Airin selamat atau tidak dari serangan itu, pembelah langit adalah potensi yang tergolong berbahaya dan tidak boleh digunakan sembarangan karena hanya bisa digunakan 1 kali saja dalam waktu 1 jam.

“ kau sudah gilakah, bagaimana jika

anak itu mati!”

“ jika dia mati, maka dia tidak pantas

untuk reliek itu”

Lihat selengkapnya