Pemburu Angkasa

Aldrin Ali Hamka
Chapter #28

Sidang Skripsi

Aku heran melihat teman-temanku di detik-detik sidang kompre ini. Ada yang bolak-balik ke kamar mandi, ada yang mulutnya komat-kamit dzikir dan berdoa, malah ada yang tangannya basah dan dingin ketika kuajak berjabat tangan lagi. Dan anehnya, aku sendiri merasa biasa-biasa saja. Mungkin karena aku benar-benar mengetahui apa yang kutuliskan dan yang kualami sendiri, ditambah lagi aku sering mendengarkan bimbingan dari bu Tyas. Kurasakan, ini bukan sekedar tulisan skripsi, tapi petualangan. Ya! Petualangan untuk mengungkap pola-pola underground economy yang tak terekspos selama ini. Dan saya senang sekali, bu Tyas sangatlah antusias dengan penelitianku ini.

“Selama bertahun-tahun, saya belum pernah melihat mahasiswa sesemangat dan seniat kamu dalam penelitian, Kin! Saya jadi ikut semangat,” kata bu Tyas.

Sering teman-teman mahasiswaku itu bertanya mengenai skripsiku itu ketika bertemu di basement gedung fakultasku. Seperti yang kuceritakan dulu, kawan, penelitian dengan metodologi ini menjadikan seseorang pandai bercerocos.

Rek! Kalian pasti belum tahu, bagaimana penyamaranku hampir terkuak oleh Bank Thithil yang bermuka ganas itu! Wah, cerita Agen 007 kalah sangar!” kataku saat itu.

Cerita-cerita pengalaman saat penelitian itu membuat teman-temanku tertawa, terhibur, di sela-sela stres penelitian mereka.

“Penelitianmu, terbaik tahun ini, Kin!” nilai si Diah sambil mengacungkan jempol, salah satu teman mahasiswi angkatanku.

Dalam penantian antrian sidang kompre itu, para mahasiswa masuk dan keluar satu persatu. Dapat ku lihat wajah-wajah mekar selepas sidang kompre. Ada yang loncat-loncat, ada yang menari-nari, dan kini giliranku tiba.

“Masuk, Kin!” kata bu Asfi.

Saya dengar, Beliau juga peneliti kualitatif. Memang jarang sekali jurusan Ekonomi Pembangunan konsentrasi perbankan yang berlandaskan metodologi kualitatif. Setiap tahun, bisa dihitung dengan jari sebelah tangan.

Aku masuk, lalu segera kubagi-bagikan tiga kotak kue donat bermerk “DD” beserta minuman mineralnya kepada tiga dosen tersebut.

“Tak usah basa-basi, Kin. Tulisanmu bagus, kamu sudah bercerita semuanya pada kami tentang penelitian serumu itu,” kata Bu Tyas.

Lihat selengkapnya