Semua mahasiswa menantikan hari-hari penghujung ini. Dalam gedung besar ini, ribuan mahasiswa melepas statusnya satu-persatu sebagai pelajar. Para pemuda sumringah, tak sabar meneruskan dan menentukan nasib selanjutnya. Mencoba melamar bekerja di perusahaan besar, atau membangun bisnisnya. Namun, bagiku sendiri, jiwa petualanganku masih bergelora.
Hari ini, aku tak sendiri. Para orang tua mahasiswa duduk di tribun, dan diantara mereka adalah Bapak dan Ibuku. Kelulusan ini telah dinanti-nantikan oleh Beliau berdua. Sebetulnya, aku yang duduk di sini adalah harapan dan cita-cita mereka yang kandas untuk bersekolah tinggi semasa mudanya.
Mahasiswa di panggil satu-persatu, dikukuhkan sesuai gelarnya di panggung itu. Sebetulnya, yang paling kutunggu, bukan upacara pelepasan oleh Rektor, akan tetapi, kegiatan yang akan di lakukan di gedung Fakultasku.
Ya, aku sudah tak sabar-sabar memberi kejutan, bahwa skripsiku akan memberi kejutan yang berarti bagi bapak-ibuku. Ternyata, hari ini bertolak belakang dari apa yang teman-temanku alami. Mereka kini sumringah, gantian aku sendiri yang tegang.
“Hei, Kin, skripsimu luar biasa!” kata Mas Jefri, sambil berjalan menyalipku menuju gedung jurusan.
Aku berjalan mendampingi ibuku, disebelahnya lagi, bapakku. Sesampai di gedung jurusan, para wisudawan mondar-mandir, kami saling betegur sapa sambil mengucapkan selamat. Tak lama, dekan dan para dosen memasuki basement. Seperti kegiatan pelepasan yang terjadi berulangkali dari tahun ke tahun, upacara itu berlangsung hikmat. Hingga sampai acara yang di nanti-nantikan, pemanggilan wisudawan berprestasi.
“Peraih IPK 3,51 ... Ananda Setyowati....”