Jalan bersama Arka bukanlah hal yang Hany harapkan setelah mengetahui sikap cowok itu yang entah kenapa selalu saja membuatnya kesal, tapi sekarang Hany malah berada di posisi yang membuatnya seakan-akan sedang melakukan kencan dengan Arka di mall.
"Lo kenapa gabut bangat sih sampe ikutin kencan orang lain segala?" tanya Hany yang sebal harus dihadapkan dengan cowok ini ketika sedang weekend.
Arka memamerkan dua lesung pipinya, "Emang lo nggak kepo? Gue mah pengen bangat tahu kencan macam apa yang dilakukan oleh cewek tomboy dan cowok alim."
Karena menyukai Ilham, Hany juga memiliki rasa penasaran tersendiri, tapi dia tidak sampai kepikiran untuk mengikuti kencan yang mau Ilham lakukan. Kesannya sudah seperti penguntit yang sedang kurang kerjaan.
"Sejauh ini sih bagi gue masih terlihat normal-normal aja," ucap Arka sambil melirik keberadaan Ilham dan Ana yang sedang makan siang di food courd persis seperti yang sedang ia lakukan dengan Hany.
Kedua netra Hany ikut melirik ke sebuah meja yang berada cukup jauh dari meja yang sedang ia tempati, "Apa iya? Bagi gue kok kesannya Ana kayak kurang niat gitu?"
"Kurang niat?"
Hany mengangguk sambil memperhatikan penampilan Ana. Gadis itu tidak banyak berdandan, rambut panjangnya juga cuma diikat setengah, sudah begitu pakaiannya juga kurang terlihat feminim. Baju atasan jeans yang panjangnya 10 cm di atas dengkul dengan bawahan celana leging hitam.
"Dia tomboy kan? Kalau gue jadi dia sih pasti bakal pilih baju yang warnanya lebih girly dan model yang lebih feminim lagi," jawab Hany yang tidak bisa menahan nada tidak sukanya.
"Bagi gue yang pernah jalan sama Ana sih, begini udah masuk kategori sangat niat."
"Apanya? Gue yang berangkat buru-buru dan jalan dengan cowok nggak jelas kayak lo aja masih bisa pilih baju yang sesuai," protes Hany.
Pandangan Arka beralih untuk menatap Hany. Gadis ini memakai kemeja pink dengan pita hitam menghias bagian kerah, "Hm, gaya kayak cewek kantoran di drama Korea emang keliatan cocok kalau Ana pakai juga. Tapi jujur gue lebih suka lihat Ana pakai style kemeja atau atasan jenis apapun yang ukurannya kebesaran dipadukan dengan celana pendek yang mengekspos kaki panjangnya."
Secara naluriah Hany langsung membayangkan Ana dengan gaya berpakaian sesuai ucapan Arka. Cocok. Dengan kaki yang terlihat panjang dan mungil begitu, Ana pantas memakai bawahan pendek jenis apapun. Sebuah kelebihan yang tidak dimiliki Hany dan membuat iri saat menyadarinya, "Dia makan apaan sih bisa punya tubuh langsing begitu?"
"Setuju kan kalau Ana emang cocok pakai sesuatu yang memamerkan kaki panjangnya? Tapi dia bahkan nggak pernah pakai leging loh pas lagi jalan dengan orang lain, dia juga cuma ngikat ponytail rambutnya. Itu alasan yang buat gue bilang Ana niat karena berani tampil beda.”