Arka adalah tipe orang yang melakukan sesuatu secara totalitas. Tidak tanggung-tanggung dan tidak main-main.
Jadi saat sudah niat menjalankan tugas sebagai komandan upacara bendera. Arka datang ke sekolah tepat waktu, bahkan bisa dikatakan terlalu pagi. Penampilan pun sengaja dirubah biar kelihatan cocok dengan tugas yang dijalankan.
Rambut yang biasa disisir ke samping kanan dirubah dengan disisir ke belakang biar rapi. Baju seragamnya pun dimasukkan, jaket yang tidak pernah absen dipakai setiap pagi kali ini juga ditanggalkan. Sepatu sekolah pun berwarna hitam, bahkan anting di telinga kirinya juga tak ada.
Dengan penampilan badboy saja Arka sudah ganteng, kalau rapi seperti ini pesona ketampanannya terasa semakin bertambah.
"Kenapa?" Arka mengernyit tidak mengerti karena menjadi pusat perhatian. Bahkan beberapa teman sekelas yang perempuan terlihat jauh lebih terpesona dibanding biasanya.
"Anggota OSIS dan guru BK bahagia kalau setiap hari penampilan lo kayak gitu, Ka," jawab Feli yang terlihat begitu puas dengan perubahan penampilan yang terjadi.
Arka memutar bola matanya dengan malas. Dia paling tidak suka berurusan dengan Feli. Memang cewek ini cantik seperti Hany, Arka bahkan pernah sempat berniat mengincarnya. Tapi setelah Feli menjadi anggota OSIS, Arka langsung mengurungkan niatnya. Arka sangat tidak mau menghadapi anggota OSIS apapun jabatannya.
Karena anggota OSIS, terutama ketuanya bisa memberikan hukuman yang kadang bersifat tak masuk akal. Arka sekarang tidak mau terlalu sering berurusan dengan OSIS lagi.
"Ka, pelase foto bareng gue ya? Gue pengen ngakuin lo sebagai pacar."
"Gue juga mau, Ka. Please, satu kali aja. Boleh ya?"
"Nope. Sana minta ke cowok lain aja," tolak Arka yang dengan malas menatap para siswi yang sedang memasang wajah memelas. Dia kan sedang fokus mendekati Hany, mana mau dia meladeni perempuan lain.
"Ilham nggak mungkin mau, Ka, jadi kita mintanya sama lo."
Dengan jengkel Arka menatap Ilham yang berdiri di dekatnya. Yang ditatap langsung berpaling melihat ke arah lain, berpura-pura tidak mendengar.
Jika mengabaikan tentang julukan sebagai siswa bermasalah nomor dua, Arka sebenarnya sudah dulu dinobatkan sebagai siswa paling tampan di sekolah.
Sedangkan Ilham hanya bermodalkan iman yang bagus doang, tampangnya benar-benar biasa saja. Tapi Arka tidak dapat menyangkal cowok alim memang langka, wajar Ilham masuk list cowok yang diinginkan dijadikan pacar.
"Kalau Hany yang minta, gue baru mau."
"Orangnya kan sedang nggak ada di sini. Jadi mau ya, Ka?"
Memang Hany yang hanya mendapat tugas sebagai paduan suara menunggu di sisi lapangan yang berbeda. Tapi yang terpenting nanti Hany masih melihatnya. Tidak akan Arka biarkan Ilham lebih mendapat perhatian!
Tanpa memedulikan teman-temannya mulai mengambil foto tanpa mau meminta izin lagi, Arka kembali menatap ke arah Ilham. Tatapan mereka bertemu, "Apa?"
"Nggak. Gue cuma baru tahu mengenai seorang penggemar rahasia."