Penata Hati

Fani Fujisaki
Chapter #21

21. Tanggung Jawab

Hany tidak pernah tahu mengobrol dengan seseorang yang juga menyukai orang yang sama dengannya bisa menjadi sangat menyenangkan. Mereka selalu mendapat topik obrolan menarik, bisa tertawa bersama, bahkan juga mengerti perasaan masing-masing. Hany sangat senang karena kemarin sudah mengajak Ana main ke rumah.

Lain kali dia pasti mengajak Ana datang ke rumah lagi, atau Hany yang gantian main ke rumah Ana. Yang mana saja boleh, Hany bahagia telah mendapat teman yang mau mendengar isi hatinya.

Mungkin Hany harus berterima kasih pada Ilham karena sudah memiliki pacar yang begitu menarik.

"Aw," Hany meringis saat tangannya secara paksa ditarik oleh seseorang dengan kasar.

Nabila yang menjadi pelaku penarikan menatap Hany dengan kesal, "Gue udah peringatin lo ya! Jadi berhenti kecentilan di depan Arka."

Dengan bingung Hany mengerutkan dahinya. Dia kan baru sampai sekolah, bertemu dengan Arka juga belum, tapi kenapa sudah dilabrak? "Gue nggak kecentilan kok."

"Emang lo pikir gue nggak tahu semua yang udah lo lakukan? Pergi ke cafe setelah pulang sekolah, sok melakukan dinner bareng, bahkan di sekolah lo juga terus nempel ke Arka tanpa malu."

Banyak ternyata ya yang sudah dilakukan? Tapi Hany tidak mengharapkan semua itu terjadi, kenapa dia yang malah disalahkan? Apa tidak bisa Arka yang gantian disalahkan juga? "Bukannya lo bilang mau jauhin gue dari Arka? Jadi seharusnya lo tuh bersama dengan Arka terus saat di sekolah ataupun di luar sekolah."

Nabila terlihat semakin marah, "Lo tuh ya–"

"Hany!!"

Hany dan Nabila sama-sama dibuat terkejut mendengar panggilan itu. Secara kompak mereka melihat ke arah pemilik suara, Ilham.

Nabila langsung menjauh dari Hany agar Ilham tidak mengetahui kejadian barusan. Sedangkan Hany malah merasakan firasat buruk. Ilham yang terlihat marah memang sebuah pertanda buruk.

Ilham menghentikan langkahnya tepat di hadapan Hany, ekspresinya terlihat kesal, "Kemarin lo melakukan apa ke Ana?"

Hany kemarin hanya melakukan make over pada Ana lalu mengirimkan banyak foto dan video pada Ilham, "Mendandaninya biar lo makin suka dia."

Ilham meletakkan tangan kanannya di dekat wajah Hany, mengunci gadis ini agar tidak kabur ke mana pun, "Jangan melakukan yang aneh-aneh."

Urghhh... Hany melirik ke arah lain, merasa sedikit takut mendengar nada rendah yang dipakai Ilham saat bicara, "Ana nggak protes kok, tapi kenapa Ilham yang malah marah?"

Tangan Ilham mencubit pipi kiri Hany sejenak, "Dia terlalu manis, gue jadi pengen peluk tahu. Lo harus tanggung jawab."

"Kayaknya kebalik deh, Il."

Ilham menjauh dari Hany kemudian mengusap wajahnya dengan frustrasi, "Kenapa lo harus menembus batas kesabaran gue sih, Han?"

Sadar yang telah membuat kesalahan adalah dirinya sendiri, Hany menepuk kepala Ilham beberapa kali, "Maaf, gue nggak bermaksud. Dan walau gue udah menghindari mengatakan kalimat itu, tapi Ilham malah mengatakan sendiri."

Ilham cukup sensitif dengan kata 'tanggung jawab'. Mungkin Hany sudah sedikit berlebihan sampai kata itu terucap sendiri oleh Ilham. Dan lagi seharusnya kata itu lebih cocok dikatakan oleh cewek ke cowok, bukan malah terbalik.

Lihat selengkapnya