Hany paling malas harus berurusan dengan Arka. Sampai sekarang pun sama. Memang cowok ini tadi tidak menjemputnya di rumah, tapi mereka tetap bertemu saat di sekolah.
Dan melihat Arka yang kini berdiri di hadapannya, Hany tidak dapat menyembunyikan rasa kesalnya, "Apa? Udah tanya pada Ilham dan masih nggak percaya?"
"Gue sengaja nunggu cuma buat ketemu lo doang kok."
Hany mendengus sebal, "Apaan sih? Lo kalau terus-terusan deketin gue gini, nanti yang ada malah serius suka gue loh."
"Gue emang suka lo kok."
Padahal Hany cuma asal bicara, tapi kenapa Arka menanggapinya dengan ekspresi serius? Hany sangat tahu cowok ini hanya berniat memanfaatkannya saja, tidak ada niat tulus dalam pendekatan yang sudah dilakukan, "Gue nggak. Gue udah suka orang lain."
"Ilham dukung kok saat tahu gue suka lo," ujar Arka dengan nada meyakinkan, bahkan sampai menunjukkan ibu jarinya juga.
Mengingat Ilham sudah mengatakan tidak ingin mendukung siapa-siapa, jelas sekali Arka sedang berbohong, "Nggak mungkin. Ilham yang dulu atau sekarang mustahil mau mendukung lo dengan mudah."
Arka mengerutkan dahi, bingung mendengar Ilham dibedakan dengan dua tipe, "Kok mustahil?"
"Untuk yang sekarang, jelas cowok alim kayak Ilham nggak mungkin ikhlas membiarkan gue dekat dengan cowok macam lo."
"Kalau Ilham yang dulu?" seolah sengaja ingin memancing, Arka bertanya lagi.
Hany memutar bola matanya, tadi bilangnya serius suka, tapi sekarang malah meminta jawaban mengenai sifat Ilham di masa lalu, "Nggak ada cowok yang suka gue, jadi Ilham nggak memberikan dukungan apapun."
Arka mengikuti Hany yang mulai meneruskan langkahnya menuju kelas sambil terus memperhatikan dengan penasaran, "Masa nggak ada yang suka cewek cantik kayak lo sih? Mata mereka pasti bermasalah karena nggak sadar ada cewek cantik begini."
Cantik darimana? Hany waktu SD dan SMA memiliki perbedaan drastis yang bisa membuat orang-orang mengenalnya sejak kecil curiga jika dia melakukan operasi plastik.
Dulu Hany tidak selangsing ini, tidak juga memiliki kulit secerah ini, bahkan Hany yang dulu sangat cengeng sekali. Tipekal anak kecil yang selalu menjadi objek ejekan dan juga kejahilan, "Berarti lo masih nggak percaya gue pernah gemuk ya? Lain kali gue akan sebarkan foto masa SD di grup Facebook sekolah."
Karena terus membahasnya, lama-lama Arka semakin penasaran dengan penampilan Hany yang gemuk, "Kenapa nggak lo tunjukkin aja langsung ke gue? Tenang aja, gue pasti tetap muji lo cantik kok."
"Mustahil. Gue bahkan merasa ilfil melihat diri gue sendiri."
"Lo terlalu berlebihan menjelek-jelekkan diri sendiri. Dan gue pasti tetap cinta bagaimapun masa lalu lo kok, gue nggak akan goyah sedikit pun."