Bertemu dengan seorang teman lama merupakan hal yang biasa terjadi. Entah secara kebetulan atau direncanakan, siapa pun dapat kembali dipertemukan dengan teman yang sudah lama tidak dijumpai.
Tapi apa yang akan kamu lakukan jika bertemu lagi dengan cinta pertamamu? Merasa senang? Biasa saja? Atau justru cuek karena sudah tidak memiliki perasaan suka lagi padanya?
Hany Handayani memandang cinta pertamanya sebagai orang istimewa. Saking dianggap begitu istimewanya, yang dilakukan pertama kali ketika bertemu adalah memberi pelukan rindu.
Sudah empat tahun berlalu sejak terakhir bertemu, meski wajah cowok bernama lengkap Ilham Ibrahim ini terlihat semakin dewasa karena masih dalam masa pertumbuhan, perasaan Hany padanya tidak berubah sedikit pun. Dia masih suka padanya, dia ingin menjadi pacarnya, dan dia ingin bisa menghabiskan waktu lagi bersamanya.
Tapi tubuh Hany didorong menjauh dan membuat pelukan yang dilakukan terlepas. Sedikit kesal belum puas melepas rasa kangennya, Hany protes, "Gue Hany, mantan lo. Masa lo nggak ngenalin gue sih?"
Tunggu, kenapa Hany malah mengatakan mantan? Sepertinya dia telah memilih kalimat yang salah saat bicara karena perasaannya lebih mendominasi dibanding kinerja otaknya. Padahal kan dia berharap dapat dijadikan pacar, bukan malah menjadi mantan tanpa memulai tahap berpacaran dahulu.
"Lo beneran Hany?" tanya Ilham yang terlihat masih tidak percaya sampai memperhatikan Hany dari bawah ke atas beberapa kali.
Tanpa memedulikan tatapan Ilham masih sibuk memperhatikan, Hany kembali memeluk tubuh Ilham untuk ke dua kalinya, "Gue kangen sama lo."
Tapi lagi-lagi Ilham mendorong tubuh Hany agar berhenti memeluknya, "Kita bukan muhrim, nggak usah peluk-peluk."
Ah, benar juga, Ilham kan menghabiskan masa SMP di pesantren, dia pasti sudah hijrah setelah berada di lingkungan yang sangat kuat menerapkan agamanya. Sungguh perubahan yang membuat Hany semakin ingin memiliki cowok ini, "Nggak usah kaku gitu deh. Kita kan pacaran."
Ilham mengambil tindakan dengan bersembunyi di belakang punggung seorang perempuan yang sukses mereka abaikan sejak tadi, "Pacaran apaan? Gue nggak ingat pernah nembak lo."
Memang tidak atau lebih tepatnya belum ada hubungan istimewa yang terjalin, Hany menggembungkan salah satu pipinya dengan sebal mendengar fakta yang Ilham ucapkan, "Dulu kan lo selalu nolong gue, jadi gue suka sama lo. Dan gue bertekat berubah biar bisa jadi perempuan yang pantas untuk lo, Il."
"Gue dulu nolong bukan karena suka sama lo, Han, sorry."
"Tapi sekarang lo jadi suka kan sama gue? Gue udah cantik begini cuma buat lo loh," tanya Hany yang dengan sengaja mengibaskan rambut panjangnya sambil memberikan senyum sebaik mungkin.
Memang terkesan terlalu percaya diri, tapi faktanya sudah ada segelintir cowok yang pernah memujinya cantik, ada juga yang diam-diam suka memperhatikan, ada yang secara terang-terangan melakukan pendekatan, bahkan ada beberapa yang pernah mengajak pacaran. Jika mendadak Ilham masuk salah satu kategori itu, Hany sama sekali tidak keberatan. Justru dia sangat mengharapkan cinta dari cowok ini.
"Nggak."