Penata Hati

Fani Fujisaki
Chapter #12

12. Ulang Tahun

12


"Pagi, Hany~"

Hany melirik Arka yang baru saja berjalan di samping kanannya dengan malas, harus ya dia mendapat gangguan pagi-pagi begini?

"Kok nggak bilang-bilang mau berangkat cepat? Gue kan bisa nganter lo."

"Gue nggak mau telat lagi gara-gara lo."

"Nggak bakal kok. Kali ini gue pakai motor sendiri, jadi pasti aman."

Tidak ada yang aman dengan mengendarai motor ninja. Lagian biasanya cowok memakai motor ninja untuk mempunyai pacar cantik kan? Kenapa Arka tidak menyerah saja dan menunggu perempuan cantik lain yang mendekat sendiri sih?

Hany sangat tidak sudi nebeng bareng Arka lagi. Cowok ini sekarang bukan hanya sekedar Hany anggap sebagai pengganggu saja, melainkan musuh! Musuh yang hanya ingin mendapat informasi tentang Ilham.

Hany memang yakin tidak akan memberi informasi apapun, tapi dia tetap tak boleh lengah sedikit pun, "Nggak ada sesuatu yang aman selama berkaitan dengan lo."

"Jangan dingin gitu dong, kan lo udah terima cinta gue."

Menerima cinta? Kapan? Apa tindakan Hany yang terpaksa menerima mawar pemberian Arka disalah artikan? "Gue nggak terima cinta lo. Dan mawar pemberian lo udah gue buang."

Sebenarnya Hany tidak langsung membuang mawar biru pemberian Arka. Karena penasaran, Hany iseng mencari arti dari warna mawar itu. Selain untuk mengungkapkan perasaan seperti yang Arka katakan, ternyata ada arti lainnya.

Cinta yang tak terjangkau.

Ini membuat Hany mengingat Ilham, dan akhirnya mawar itu sekarang ada di dalam salah satu laci yang berada di kamarnya.

"Oh, kalau gitu gue akan kasih lagi. Terus-terusan gue kasih sampai jumlah mawarnya mengartikan cinta yang abadi."

Pengetahuan menggombal Arka sungguh tidak penting. Ada berapa perempuan coba yang sudah termakan gombalan seperti ini? Tanpa mau terlalu memusingkannya, Hany membiarkan Arka terus berjalan di sampingnya sampai mereka masuk kelas.

Hany mengerutkan dahi dengan heran melihat apa yang berada di atas mejanya. Ada boneka kelinci dan toples yang berisi... cake?

Hany mengangkat toples yang ukurannya tidak besar itu untuk dilihat dari dekat, isinya benar-benar kue kan? Dan ada sendoknya segala, pasti bisa dimakan.

Ini pertama kalinya Hany melihat sesuatu seperti ini. Oke, lebih baik baca dulu kertas yang berada di atas toples beling ini agar tidak dibuat bingung lagi.

'Selamat ulang tahun, Han. Gue buat ini dibantuin Ana, dan jangan lupa untuk langsung dimakan setelah membaca kertas ini. Ilham.'

Oh benar, sekarang adalah hari ulang tahunnya. Pantas tadi pagi sebelum berangkat sekolah, kakaknya menelepon lalu mengajak makan malam di luar.

Dan ucapan selamat macam apa ini yang diberikan Ilham? Kenapa harus ada ancaman untuk segera memakan kuenya sekarang?

Hany bisa membayangkan Ilham sedang tersenyum puas sekarang setelah sukses memberikan kalori berlebih untuknya.

Tapi kalau tidak segara dimakan pasti cream-nya mencair. Dengan perasaan jengkel Hany duduk di kursinya dan mulai memakan kue. Tidak perlu ditanya seperti apa rasanya, yang jelas saat jam istirahat nanti Hany tidak boleh memakan apapun lagi.

"Kenapa?" merasa sedari tadi Arka terus menatapnya, Hany bertanya dengan bingung.

Lihat selengkapnya