Sebenarnya ketiga gambar itu, dari motor, helm, dan tembikar adalah kejadian bersambung selama satu hari, hari minggu, hari sebelum UTS semester ganjil diadakan. Karena kisah Zoya dan Arul memang sesingkat itu.
Itu adalah awal Zoya memikirkan Arul, memerhatikan setiap detik Arul bergerak, memedulikan bagaimana tanggapan Arul terhadapnya. Baru dengan Arul, Zoya merasakan hal yang seperti itu.
Potret selanjutnya adalah bangku dan meja. Kedua benda itu mengikis jarak antara Arul dan Zoya yang sebelumnya memang jarang bertegur sapa.
"Zoya!"
Baru saja Zoya masuk ke dalam kelas, Faby berteriak memanggil. Ia melihat Faby di pojok kanan deretan kedua, Zoya menghampirinya. Sejak awal kelas, Zoya lebih akrab dengan Faby.
"Duduknya gimana?"
Faby menggeleng. "Nggak tahu. Loe pasti belum sarapan kan?" Faby memberikan satu kotak makan kepada Zoya. "Dari Ibu gue."
Zoya membuka nasi goreng itu. "Wah kesukaan gue banget nih, makasih. Salam buat Ibu loe."
Faby memulai makannya. "Kayaknya sih Zoy, gue duduk sama Akbar."
"Seriusan loe?!" Faby mengangguk.
"Gue sama siapa ya Fab. Sebenarnya gue mah sama siapa aja terima sih."
Faby tertawa. "Iyalah loe kan pintar. Nggak usah peduli duduk sama siapa."
"Nggak gitu. Hari ini matematika ya? Gue belum belajar." Zoya membuka ranselnya, ia mempelajari rumus-rumus yang dibutuhkan. "PKN habis istirahat kan?"
"Iya, gue PKN juga belum belajar. Nanti aja pas istirahat."
Zoya mengangguk, ia begitu serius memindai setiap rumus. Hingga Akbar datang. "Gue duduk sini kan Fab?"
"Iya. Tasnya aja dulu, biarin Zoya duduk sini."
Zoya mendongak melihat Akbar yang mengangguk lalu berpindah tempat di bangku sebelah. "Di sini bukannya si Arul ya?"
"Oh iya?"
"Iya, dia kemarin bilang ke gue. Tapi anaknya masih di kantin kayaknya."
Faby mengendikkan bahu. "Ya mungkin, siapa sih yang nentuin duduk?"
"Lia and the gengs." Sahut Tiara yang duduk di depan tempat Arul. "Kesal banget aku, padahal udah duluan datang. Tapi mereka nggak bisa diganggu gugat."
Zoya menatap Tiara yang benar-benar terlihat kesal. "Udah biarin, dari tadi dia emang sensi. Nggak bisa duduk sama Arul."