Nahar dan teman-temannya mengganti pakaian mereka. Sengaja supaya seragam mereka masih bisa dipakai besok tanpa bau keringat. Mereka belum tau apakah pertandingan sepak bola 17-an akan antar kelas atau diacak, yang terpenting bagi laki-laki penggila olahraga bola, mereka semangat berlatih.
Motif paling membuat Nahar semangat adalah ini kesempatannya untuk memberi Rian kenang-kenangan bila ia menang. Tahun lalu tim Nahar menang namun ia tidak berani menemui Rian.
Gerakannya terhenti oleh keragu-raguan untuk menyapa Rian.
Waktu itu suara teriakan pecah. Nahar mencetak gol.
“Gol!! Gol! Gol! Baby!!! Nahar kelas 10F, berhasil mencetak gol di menit-menit terakhir! Sangat dramatis!” heboh komentator.
“Nahar!!!!!!” teriak teman-teman kelas Nahar waktu Nahar berhasil mencetak gol.
Sang wasit lapangan alias guru olahraga, pak Yerri, mengakat papan yang bertulis angka 4, yang artinya pertandingan akan ditambah 4 menit.
Para teman kelas Nahar dan penggemar Nahar bersorak-sorak.
“Nahar!” lalu tepuk tangan, “Nahar” tepuk tangan lagi, sorak-sorak khas saat menyemangati pemain bulu tangkis.
Dan menit pertandingan sudah selesai. Victor yang ada di bangku penonton teriak kepada Nahar.
“Na’er!! BUANG BOLANYA! DAH ABIS, DAH ABIS!” seru Victor, Na’er melirik Victor yang mengayuhkan tangan, mengisyaratkan untuk buang bola.
Nahar membuang bolanya. Lalu peluit pertandingan berbunyi nyaring. Pertandingan selesai, tim Nahar menang. Pemain dan yang di bangku cadangan, serta teman Nahar yang ada di bangku penonton, berlarian menuju Nahar.
“Arghhh!!!” teriak seru mereka sambil memeluk Nahar.
“Nahar!” dan mereka bertepuk tangan, prok-prok-prok! Berulang kali menyanjung Nahar.
Victor memasukan mentos ke dalam soda. Diikuti teman lainnya, mereka mengocoknya lalu membuka tutupnya, soda itu jadi semburan yang deras, mengenai kerumunan Nahar.
Mereka benar-benar berpesta ria.
“Cowok-cowok pada heboh sendiri,” komen Neina sambil tersenyum.