Nahar berjalan menuju kelasnya bertemu Neina, Aisyah dan Victor di area tangga. Tas Nahar dibawa Victor. Victor memberikan tas Nahar.
“Rian mana?” tanya Nahar.
Orang yang ia cari dari tadi adalah Rian. Selama pertandingan dia tidak bisa fokus mencari keberadaan Rian. Bahkan dari masuk pagi tadi sampai sekarang belum bertemu.
“Dah pulang, lagi, dapet dia,” ujar Aisyah.
“Kita makan-makan aja dulu yuk,” ajak Neina semangat.
“Dapet hadiah gak?” tanya Victor.
“Dapet 500 ribu, besok senin dibagi,” jelas si Nahar.
“Lumayan gede,” sahut Aisyah.
“Itu uang pribadi mas Yanuar, tau sendiri kan si itu pelit dana,” sindir Nahar ke wakil kepala sekolah.
“Gak sekolahan, gak menteri negara, pelit semua ya. Jan bilang besok senin ada poster si dragon city, tulisannya sukseskan acara 17-an.” nyinyir Aisyah.
“Udah, makan aja!” potong Neina yang takut bila tiba-tiba si guru nongol.
“Kemana?” tanya Nahar.
“Ke warung mie yang 3 blok dari sini, enak mienya. Ramen-ramen itu lho,” Victor usul.
“Yang kanan jalan?” ralat Nahar.
“Iya itu kanan jalan sebelumnya lampu(lalu-lintas),” jelas Victor.
“Itu boleh, yuk, sekarang yuk! Laper!” seru Neina.
Mereka pun pergi bersama ke warung mie. Victor membonceng Neina, Nahar dengan motornya, Aisya juga dengan montornya sendiri.
Sesampai di warung mereka memesan makanan. Menunggu pesanan sambil bercerita panjang lebar. Warung mie bersih, harga murah, tempat nyaman untuk bercengkrama dengan teman.
Mereka menghabiskan waktu sejam lebih, bicara tentang ini itu.
Dan besok hari libu. Nahar harus menahan kesempatannya untuk memberikan Rian medali kemenangannya.
*
Hari senin pun datang. Hari yang ditunggu oleh Nahar. Nahar duduk, kakinya terhentak-hentak gelisah di lantai. Rian belum muncul sampai sekarang.
Jam pertama dimulai pun Rian belum datang.
“Siapa yang gak masuk?” tanya guru yang mengabsen.
“Rian, Buk,” sahut Aisyah.
“Keterangannya apa?” tanya bu Endah, wali kelas mereka.
“Gak tau buk,” jawab Aisyah.
Tangan bu Endah menulis huruf A di kolom absen. Tanda murid tidak memberi keterangan.
Nahar pun menghela napas berat. Ia memasukan medali ke dalam laci lebih dalam. Neina maju, duduk di sebelah Aisyah mengisi bangku kosong.