Pendakian Terakhir

Uki.Sari
Chapter #13

BAB 13

Dia tampak kesal dengan pertanyaanku.

"Emang kalian nggak tahu adat. Atok dan Nek Kerdil itu orang yang rumahnya di Puncak Maras kalian kotor!"

Aku masih tetap bingung dengan jawaban-jawabannya.

"Ta... tapi orang 'kan, Bang?" tanyaku lagi dengan gemetar.

Dia mendekat dan berbisik pelan di telingaku, "Penguasa Maras."

***

Kami kembali berjalan. Semakin ke atas hutan semakin rapat. Pohon-pohon besar berdiri angker disegala penjuru. Namun ada beberapa tempat yang pepohonannya tumbang dan juga gersang akibat dari kebakaran hutan di musim kemarau lalu.

Sampai kami di POS keempat lebih terdapat batu besar berhimpitan dan kami hanya bisa naik melewati diantara keduanya. Sosok-sosok Kuntilanak, pocong dan yang lain masih muncul di sana-sini, walau tidak sebanyak tadi. Sebagai gantinya, banyak penampakan-penampakan baru berupa sosok-sosok menyerupai manusia biasa. Tidak ada aura mengancam dari sosok-sosok itu, yang terasa justru aura penderitaan. Sosok itu menyebar di banyak tempat, tiduran di jalur pendakian, di bawah pohon, ada yang menangis sesenggukan diantara semak-semak. Semua sosok itu kebanyakan adalah laki-laki. Wajahnya tampak seperti wajah orang desa biasa. Disuatu tempat, aku bahkan harus berjalan zig-zag agar tidak menginjak setan atau orang-orang yang tidak jelas bagiku.

Aku mulai mengenali tempat ini setelah melewati beberapa pohon seperti cemara yang ada di tepian pantai. Sebentar lagi di atas adalah tempat aku, Rima dan teman-teman lain mendirikan tenda pada malam pertama saat mendaki. Benar saja, tidak lama kami mendapati lahan agak terbuka. Di sana kulihat ada beberapa tenda yang berdiri.

Lihat selengkapnya