Pendakian Terakhir

Uki.Sari
Chapter #18

BAB 18

Kami berjalan semakin jauh masuk kedalam hutan. Aku tercengang melihat agak jauh di samping kananku, menjulang diantara hutan dan kabut sebuah bangunan besar. Ditengah malam seperti ini, bangunan besar dengan menara-menaranya yang tinggi tanpa penerangan sama sekali terlihat bagai raksasa. Rupanya dari sanalah sumber suara-suara itu terdengar.

Aku membuang muka, tidak ingin membayangkan mahkluk-mahkluk apa yang ada didalam sana dan kembali fokus melihat punggung Bang Jo yang berjalan di depanku. Suasana sekitar hening mencekam. Tidak ada satu pun bunyi suara binatang hutan saat ini yang terdengar. Kabut tipis melayang rendah diantara pohon-pohon cemara hutan di sekitar bangunan itu.

Lalu mendadak kami sampai ditepi hutan yang asing bagiku. Bang Jo pun ikut berhenti. Dia memberiku aba-aba untuk mundur beberapa langkah dan bersembunyi dibalik semak-semak yang ada di sekitar kami.

Di depan kami menghampar tanah lapang yang luas. Aku tidak tahu seberapa luasnya karena tertutup kegelapan dan tirai kabut awan pada saat ini.

"Bro, kita udah sampai. Mulai dari sini kamu jalan sendiri. Inget untuk apa kamu jauh-jauh datang dan mendaki ke sini kan?" Bang Jo membuka pembicaraan setelah beberapa waktu hening di antara kami.

"Iya, Bang. Ngambil pembalut yang dibuang sama Rima, Eh... bukan dibuang sih, Bang. Salah buang." Kataku memberikan penjelasan kepada Bang Jo saat itu.

"Jalan lurus aja. Jangan bikin keributan. Jangan narik perhatian. Jangan sampe Nek Kerdil sama Atok Kerdil tau keberadaan Kamu." jelas Bang Jo sambil menepuk pudakku.

Aku mengangguk mengerti, "Tapi bukannya Nek Kerdil sana Atok Kerdil baik, Bang? 'kan mereka yang nolong aku waktu ada Sindai dan makhluk-makhluk aneh itu." tanyaku penasaran pada Bang Jo yang hanya mengeluarkan senyum sinisnya padaku.

Lihat selengkapnya