Pendakian Terakhir

Uki.Sari
Chapter #20

BAB 20

Dengan pelan aku bergeser mendekat. Aku bersembunyi dibalik batu nisan. Dari baliknya, dengan ketakutan aku mencari-cari sosok yang mendekat, tapi yang nampak hanyalah kabut.

Kesempatan ini kugunakan untuk mengatur nafas dan menenangkan riuh detak jantungku. Dengan pelan kusentuh kantong celanaku, khawatir jika pembalut itu terjatuh, tapi benda itu masih di sana.

Kepakan sayap terdengar lagi, dan tiba-tiba dari balik kabut Gagak hitam itu muncul dan langsung mendarat di batu nisan di atas kepalaku. Aku kaget setengah mati, menghindar berguling menjauh. Gagak itu diam di sana seakan tak peduli dengan keberadaanku. Dia mengembangkan sayap hitamnya dan mulai mematuk-matuki sayapnya. Aku masih mengawasinya waspada. Berbagai kejadian malam ini mengajarkanku, apa pun bisa terjadi. Leherku kaku, tapi aku tak ingin mengalihkan pandangan dari burung itu. Aku meyakinkan diri agar siap jika burung itu berubah menjadi makhluk aneh menakutkan atau setan apapun. Tapi burung itu sama sekali tidak mempedulikanku. Dia mengepakkan sayapnya lalu turun ke atas pusara kuburan itu. Paruhnya mematuki lumut yang tumbuh subur menutupi nisan.

Sesuatu melintas dipikiranku. Pelan kudekati batu nisan berlumut itu. Dengan tangan gemetar kucabut perlahan lumut-lumut yang nampaknya sudah tumbuh di batu nisan ini bertahun-tahun tanpa pernah dibersihkan. Ketika kutarik, akar-akar serabutnya juga menarik lepas serpihan semen. Batu nisan ini sudah sedemikian rapuhnya. Cahaya bulan terlalu lemah untuk membantuku melihat apa yang terpahat di nisan ini, jadi aku menempelkan jariku, berusaha membacanya dengan tangan.

Huruf pertama yang terbaca adalah seperti huruf J atau malah seperti huruf R, berikutnya tanpa susah payah aku mengenali huruf apa yang tertlis. Aku kesulitan mengenali huruf-huruf berikutnya, pahatannya sudah aus, guratan hurufnya agak samar, apakah huruf... E, I atau O?

Sebuah tangan tiba-tiba muncul dari belakang dan menarik tanganku. Aku langsung histeris. Kaki dan sebelah tanganku yang bebas dengan panik memukul dan menendang-nendang berusaha melepaskan diri dari cengkraman mahkluk apapun itu.

Lihat selengkapnya