Bang Jo kembali membentakku, kali ini lebih kasar dari yang sebelumnya, "Istighfar! Istighfar, Bro."
Suaraku bergetar lirih, aku seakan benar-benar mati. Aku sudah tidak sanggup dalam keadaan seperti ini. Terbata-bata aku mencoba terus mengucapkan kalimat Istighfar "A... Astag... Astaghfirullah... Astaghfirullah Halazimi."
"Lebih keras!!!" bentak Bang Jo lagi.
"Astaghfirullah!!! Astaghfirullah Halazimi!!!" dengan suara yang tersisa aku berusaha mengeluarkannya.
Bang Jo tiba-tiba menampar pipiku dengan kencang sambil berteriak, "LEBIH KERAS LAGI!!!"
"ASTAGHFIRULLAH HALADZIM... LAHAULA WALA QUWWATA ILLA BILLAHIL ALIYYIL ADZIM!!! " Aku menjerit sejadi-jadinya sambil meneteskan air mata rasa penyesalan yang ada. Dadaku turun naik, nafasku kini benar-benar tidak beraturan lagi. Aku merasa menjadi orang yang benar-benar buta akan agama. Malu, takut, dan perasaan lain bercampur jadi satu.