Kakek berbaju serba putih itu tampak mengatakan sesuatu kepada Tok Karni. Dengan seksama Tok Karni mendengarkannya, disusul dengan anggukan tanda mengerti. Perlahan Tok Karni menoleh pada Bang Jo yang sedang memegangi lehernya yang semakin menghitam. Tanpa mengatakan apapun Tok Karni hanya mengangguk, nampaknya Bang Jo pun mengerti apa maksud yang Tok Karni sampaikan. Bo Jo kemudian memapahku untuk berdiri. Rupanya kami diminta untuk segera turun dan meninggalkan Kakek berbaju serba putih itu dengan Nek Kerdil, Atok Kerdil beserta makhluk-makhluk aneh lainnya.
Sebelum pergi, ku lihat Tok Karni ikut mencium tangan si Kakek berbaju serba putih itu. Dengan lembut kakek berbaju serba putih itu menepuk pundak Tok Karni. Disusul Bang Jo yang tidak hanya mencium tangan, tetapi juga bersimpuh, andai saja tidak ditahan oleh si Kakek berbaju serba putih. Seperti itu juga kepada Tok Karni, Kakek berbaju serba putih ini pun menepuk pundak Bang Jo dan tersenyum bangga.
Tinggal aku yang tidak tahu harus berbuat apa saat ini. Akhirnya aku pun mengikuti keduanya, mencium tangan Kakek berbaju serba Putih itu. Tangannya begitu lembut dan harum. Hanya menciumnya saja membuatku merasa begitu aman.
Sambil menepuk pundak dan membelai rambutku, ku dengar Kakek itu berbicara pelan, "Kamu dan teman-teman harus pulang. Jadikan ini sebagai pelajaran yang berharga bagi kalian semua. Jaga tingkah laku, sopan santun dan tutur kata dimanapun kalian berada."
Aku mengangguk pelan. Mendengar kata pulang, tanpa sadar benda bening ini terus saja mengalir tanpa henti. Kakek berbaju serba putih itu kembali menepuk-nepuk pundakku dan mempersilahkanku untuk kembali.