Pendakian Terakhir

Uki.Sari
Chapter #3

BAB 3

Aku dan Rima masih terus merayap pelan. Teror nyata bercampur dengan halusinasi membuat mentalku semakin melemah. Sedetik yang lalu aku melihat sebuah tangan keluar dari dalam tanah, ternyata hanya akar pohon besar. Dalam keadaan ini akhirnya aku ambruk.

Suara istighfar pelan terdengar dari mulut Rima. Aku terbangun saat merasakan air segar di mulutku. Ternyata Rima menuangkan air agar tenggorokkanku basah dan siuman. Rima memberanikan diri membuka slayer yang aku pakaikan untuk menutup matanya. Setelah benar-benar sadar, kami mulai berjalan lagi.

Keadaan sekarang berbalik. Aku yang hampir tidak punya tenaga tersisa, dipapah oleh Rima. Kelebatan-kelebatan bayangan masih terlihat jelas diantara pohon. Disuatu tempat aku bahkan melihat kaki yang berayun-ayun, tak berani memastikan kaki siapa, aku memejamkan mata. Ada juga beberapa anak kecil berlarian dan benda lain yang tidak sewajarnya di lihat.

Setelah melewati turunan yang agak tajam, aku melihat dikiri jalur ada tenda. Aku lega bukan main, akhirnya kami selamat. Empat orang tampak sedang mengelilingi api unggun. Satu orang melihat kami, dia melambaikan tangan. Aku berpikir itu Malik dan yang lainnya. Aku dengan gembira setengah berteriak pada Rima. "Ma, cepat kita istirahat dulu kesitu. Malik dan yang lain sudah ngopi, istirahat, dan makan sepertinya". Sambil menunjuk ke arah tenda yang aku lihat dengan semangatnya.

Tiba-tiba, Rima menamparku dengan keras sambil berteriak-teriak histeris, "Lan, sadar, Lan! Istighfar!! Enggak ada apa-apa disitu!! "

Empat orang itu sekarang semuanya melambai-lambai memanggil.

"Itu mereka, Ma! Ayo, kesana! Tidak enak kalau kita pulang duluan. Malik dan yang lain sudah memanggil. Ayo, Ma! " pintaku pada Rima.

Rima menamparku lebih keras kali ini, sambil berteriak di kupingku menyuruh istighfar.

Lihat selengkapnya