Aku terbangun di pos parkiran. Bingung dan disorientasi. Sampai aku tersadar lagi, kejadian tadi malam bukan mimpi, badanku kembali gemetar. Beberapa orang di sekitarku menyadari aku sudah terbangun, langsung menghampiri. Ada yang memberikanku teh panas manis, saat kuminum langsung membuatku merasa tenang lagi. Ada yang duduk disebelahku sambil mengusap-usap punggungku.
"Diminum pelan-pelan teh nya, Nak." Kata Bapak itu.
Aku memperhatikan seluruh ruangan, masih belum yakin kalau aku sudah tertolong.
"Pak, teman saya?" aku menanyakan keberadaan Rima dan yang lainnya juga. Tidak adanya Rima di samping langsung membuatku terserang panik.
"Ada di ruangan sebelah. Tidak apa-apa." Perkataan si Bapak membuatku sedikit tenang.
Aku lalu menceritakan semua kejadian yang kami alami sampai akhirnya kami pingsan. Bapak itu mendengarkan dengan tenang, tidak nampak terkejut sama sekali. Semua yang kuingat kuceritakan, kecuali kejadian Rima salah membuang pembalutnya di semak-semak kemarin. Selain takut, ada rasa malu karena telah mengotori bukit.