Aku shock melihat keadaan Rima. Hingga hanya bisa berdiri mematung di tempat. Mang Zul lalu menarikku, dan kembali menyuruhku meminum air teh tadi.
"Jangan kesitu Nak, di sini saja." kata si Mang Zul.
"Teman saya pak ...," kataku tanpa bisa meneruskan kalimat.
"Sebentar lagi udah enggak apa-apa kok. Udah, kamu di sini aja." tangan Mang Zul menarikku menjauh.
Aku diam. Tanganku yang memegang gelas teh tiba-tiba gemetar pelan. Aku sontak teringat dengan jadwal mata kuliah si Dosen Killer. Tugas yang memaksaku untuk terus turun walau ada keinginan untuk berkemah semalam lagi. Terlambat sudah. Aku membayangkan wajah murka Dosen Killer atas ketidak hadiranku dan teman yang lain. Tugas-tugas yang harus kami serahkan ada padaku, serta wajah kecewa teman-temanku. Aku mendesah.
"Pak, kira-kira sore nanti, teman saya sudah normal belum ya? Penerbangan Jakarta sampai malam 'kan Pak ya? Saya hari Rabu harus sudah masuk pak." tanyaku pada si Bapak.