Lihatlah bagaimana kuku-kuku tangannya itu mulai memanjang dengan sendirinya, begitu runcing dan tajam. Tak kalah tajam dari bilah pedang katana. Satu cakaran saja bisa merobek kulit dan mengoyak daging lawannya jika tak punya ilmu silat yang tinggi untuk menahan kekuatannya. Belum lagi racunnya yang berbahaya yang bisa menghambat jalannya peredaran darah, dan bisa membuat lawannya mati secara pelan-pelan!
Saka Dirga tak mengendorkan serangannya. Ia kembali menggempur bagian-bagian bawah tubuh Bara Jagal, dan kali ini ia melancarkan serangan kombinasi yang lebih cepat dan mematikan.
Pantas saja jurus itu disebut Cakaran Amuk Srigala, karena gerakannya memang sangat gesit sekali seperti srigala.
Ia langsung melompat lagi menyasar perut Bara Jagal bagian bawah, namun sebelum satu detik lagi cakaran itu mendarat di perutnya, Bara Jagal berhasil menghindar meloncat dua langkah ke belakang. Maka ia melompat lagi menyerang bagian paha, Bara Jagal pun meloncat lagi dua langkah belakang. Ia tak sempat melakukan serangan balasan, karena serangan-serangan bawah yang dilakukan oleh Saka Dirga itu sangat cepat sekali, sehingga ia lebih memilih untuk terus menghindar dan tak meladeninya dengan tangkisan.
Sampai tiga puluh kali ia menghindar dari jurus Cakaran Amuk Srigala itu, akhirnya pada serangan yang ke tiga puluh satu, jurus itu tak berhasil ia hindari. Sehingga satu cakaran bersarang di betis kaki kirinya.
‘Srretttt….!’
Kulitnya langsung robek dengan seketika, membentuk tiga ruas garis memanjang dari atas ke bawah, yang panjangnya sejengkal tangan orang dewasa. Darah segar langsung mengucur dari betisnya. Ia mulai lengah dan gerakannya melambat, sehingga gagal menghindari serangan untuk yang kedua kalinya.
‘Srretttt….!’
Satu cakaran lagi mengenai betis kanannya.
Alhasil dua betis kakinya terluka dan robek, sampai-sampai bagian daging betisnya itu kelihatan. Kulitnya seperti terkelupas akibat terkena cakaran yang mematikan itu. Kuda-kudanya pun menjadi tidak seimbang, ia mulai goyah dan akhirnya jatuh terduduk ke tanah, hanya bertopang pada kedua lututnya.
“Keparat kau, Saka Dirga!” Mulai bangkitlah amarahnya.
Ilmu Benteng Api Abadi yang memberinya perlindungan tambahan secara pelan-pelan dan sedikit demi sedikit membuat kulitnya yang tadinya robek itu bisa rapat kembali. Keadaan itu membuat tenaga dalamnya banyak terkuras untuk menyembuhkan lukanya itu sampai benar-benar pulih. Karena jika tidak, racunnya bisa segera masuk ke dalam tubuh dan merenggut nyawanya.
Saat Bara Jagal dalam kondisi terdesak seperti itu dan belum siap berdiri kembali memasang kuda-kuda, Saka Dirga langsung memanfaatkannya untuk menyerangnya kembali. Namun ketika ia sudah bersiap dan hendak melompat ke arah Bara Jagal, tiba-tiba saja sebuah tombak panjang melesat cepat ke arahnya.
‘Wuuushhhh….!’