Pengakuan Setiap Masa

Ajis Makruf
Chapter #13

Hitam dan Putih

Tanggal 3 Mei 1998, sepuluh hari lagi batas waktu bagi Melati untuk kembali ke masanya.

Setidaknya Melati adalah anak yang pintar, maka dengan mudah dia bisa bekerja sama denganku. Ideku pun disambut dengan tambahan dari gagasannya yang lebih bernas dan kurang berisiko.

“Selagi tidak lewat dari sebelas hari waktu saya di masa ini, saya bebas pulang kapan pun, Jo. Sekarang juga bisa, tapi saya masih bantu kau.”

“Makasih atas atensinya.”

“Jangan terlalu formal.”

“Aku akan berorasi sebentar lagi.”

“Tenang saja. Saya hebat dalam beretorika.”

“Itu panggungnya laki-laki.”

“Emansipasi, Jo.”

“Tenagamu itu emansipasi. Lebih kuat cabut akar ubi daripada perempuan-perempuan masa ini.”

Melati menoyor pinggangku dengan sikunya yang putih. Putih karena cat. Semua bagian kulitnya sudah berwarna putih, selain telapak tangan serta bagian yang tertutup baju dan celana hingga sebetisnya, habis dicat dengan cat kayu di gubuk dari rumah tua itu.

Dan saat ini kami sudah berada di depan kolam pancuran ini. Situasi jalanan di Bundaran HI ramai dengan kendaraan. Di tepi jalan, massa bergerombol sembari terus melangkah, berseru kencang menentang rezim. Beberapa pengendara sempat menurunkan laju kendaraan mereka, memerhatikan aku dan Melati yang serupa patung manusia.

“Pengecut, kau!” teriak Melati tiba-tiba.

“Melati, bukan begitu,” kataku pelan. “Aku dulu yang bilang.”

Melati tidak memedulikanku. Diam-diam dan dengan cepat, perempuan itu sudah berada di jalanan. Jelas, semua ini terjadi dengan tidak sesuai rencana kami di awal tadi.

Sewaktu masih di rumah tadi, aku bilang kepada Melati bahwa narasi yang baru saja kutulis di kertas ini akan disampaikan olehku. Melati membaca tulisanku dahulu, walau akhirnya dia juga sedikit merevisi itu. Kali ini dia sudah memegang kuasnya dan menorehkan cat hitam ke wajahku. “Kau suarakan narasi itu dengan lantang, saya berjaga di belakangmu nanti,” kata Melati.

 

Aku mengangguk.

“Diam kepalamu, Jo!” Melati terus mengoles kuas sehingga warna hitam cat sudah melengket dengan kulitku.

Lihat selengkapnya