Pengakuan Setiap Masa

Ajis Makruf
Chapter #19

Titik

Kematian Mbok Sari harus segera diberitahukan kepada warga di sekitar rumahnya. Aku berbalik ingin keluar dari rumah ini, tetapi Kaka Felix menahan lenganku.

“Kita harus mengurusinya sendiri,” kata Kaka Felix. Aku menoleh, melihatnya dengan tatapan penuh tanya. “Kematian Mbok Sari bisa memancing investigasi yang membuat asal-usulnya diketahui. Kita tidak bisa menjelaskan asalnya datang dari masa depan.”

Aku menepis tangan Kaka Felix. “Kalian semua pembohong! Sama saja! Kalian sama-sama mencuri di masa ini. Lalu, Mbok Sari sudah tinggal lama di masa ini. Orang-orang yang hidup dekat dengannya tahu asalnya dari mana.”

“Jo, Mbok Sari bekerja sama dengan salah satu petinggi negara. Kartu identitasnya dibuat palsu di masa ini.”

Aku berkontemplasi, memikirkan kebenaran dari semua asumsi Kaka Felix. Pada akhirnya aku mengalah dengan pendapatku sendiri. Mbok Sari telah hidup lama di masa ini, tidak mungkin dia bisa bertahan selama ini kalau tidak ada tameng yang melindunginya.

“Sial! Sial!” Aku menghantam tembok dengan tinjuku. “Kenapa mereka membiarkan ini semua terjadi? Petinggi-petinggi itu! Bajingan! Warga yang menderita dengan sulitnya air di Jakarta saat ini juga adalah ulah mereka.”

Kaka Felix merunduk, berhadapan denganku. “Maaf.”

Aku mengembus napas kasar. “Selesaikan sekarang, Kaka Felix. Kalian semua harus pulang dan jangan datang lagi ke masa ini.”

“Iya.”

Kaka Felix lekas mengambil kain untuk membungkus mayat Mbok Sari. Melati juga membantunya. Sementara itu, aku tidak bisa berbuat apa-apa. Tangisanku pecah saat ini. Betapa banyaknya hal menyakitkan yang kualami, mengiris perasaan yang selama ini membeku di dalam hati.

Lihat selengkapnya