Pengantin Kelabu

Rheasadewa
Chapter #13

Chapter 13

 

Emran hampir membalik meja yang ada di depannya setelah puas melempar semua barang yang ada di ruangannya. Gudang senjatanya di segel polisi karena melanggar hukum, gudang ganjanya terbakar semalam dan ijin arena gelanggangnya terancam dicabut karena pelaksanaannya mengalami timbang tindih dengan peraituran yang berlaku, belum lagi bisnis tukang pukulnya mengalami masalah karena perijinannya tak sesuai peraturan badan pengelolaan keuangan negara. Emran tahu bisnis yang dijalani mengandung banyak risiko dan juga kendala namun kenapa semuanya hancur secara bersamaan.

 

“Bos, ada surat panggilan dari polisi.”

Surat bersegel dan beramplop coklat itu ia buka kasar. Berurusan dengan polisi akan panjang dan menghabiskan banyak uang belum lagi ia harus menyewa pengacara yang handal. Emran menjatuhkan kepalanya di meja lalu membenturkannya berulang-ulang. Semua bisnisnya ia capai dengan kerja keras dan konsistensi semuanya raib dalam sekejab mata. Kalau tidak malu dan gengsi, Emran pasti akan menangis.

Ponselnya di ujung meja berbunyi, mungkin pengacara yang ditunjuknya menghubunginya.

“Hallo.”

Lawan bicaranya tak menjawab malah tertawa terbahak-bahak di ujung sana. Samar-samar Emran tahu suara siapa itu. Ia menggeram marah dan mengepalkan tangan ketika sadar sedang diejek.

“Bagaimana sekarang? Kau sudah mau menyerah ketika semuanya hancur.”

Itu suara milik Ferdinant Ang!

“Kau pasti berada di belakang semua ini!”

Ferdinant malah tertawa lagi sampai air matanya ke luar. “ Sudah ku bilang, batasi pencapaianmu. Jangan terlalu menonjol, jangan menjadi pusat perhatian hingga orang akan menghubungkan siapa kita. Kau keras kepala dan terpaksa aku menggunakan cara kotor untuk menghancurkanmu.”

“Kau benar-benar pria jahat! Pria tua bangka bangsat!!”

“Tapi aku masih berbaik hati, akan ku bantu bisnismu asal kau datang ke mari dan memohon. Kau juga harus berjanji puas dengan bisnismu sekarang.”

Emran berdiri mencoba memukul lemari yang terbuat kayu jati hingga buku tangannya berdarah. “Sampai mati pun aku tidak akan pernah tunduk padamu!Lihat saja kau akan membayar perbuatanmu ini hingga tak mau hidup lagi!”

Emran menutup panggilan itu lalu membanting ponselnya ke dinding. Ia bukan salah satu anak yang mewarisi gen pengecut Ferdinant Ang. Emran anak ibunya yang terlahir dari lumpur, yang memulai segalanya dai bawah. Emran seorang pejuang dan petarung, menyerah serta mengalah tak ada dalam kamusnya. Ferdinant sudah menabuh genderang perang maka Emran akan bangkit dan membuat sisa hidup Ferdinant seperti di neraka.

 

Lihat selengkapnya