Pengantin Palsu Ceo Arogan

YOSSYTA S
Chapter #6

Chapter #6 Minuman Yang Mencurigakan

"Oh, ti-tidak usah. Sa-saya bisa melakukannya sendiri." Seketika itu wajah gadis berlesung pipi itu terlihat memerah karena merasa malu dan juga panik. Sebisa mungkin ia langsung menolaknya.

Dengan degup jantung yang berdetak sangat kencang, kedua tangannya gemetar mendorong dada bidang milik laki-laki tersebut berusaha agar bisa terlepas dari pelukannya.

Sungguh badan Nayla kini terasa panas dingin tidak karuan. Ada perasaan malu, panik, grogi, dan juga ketakutan semuanya bercampur aduk menjadi satu. Karena baru kali ini ia harus berhadapan dengan seorang pria dalam keadaan jarak yang begitu dekat seperti sekarang ini. Sehingga membuatnya menjadi salah tingkah dan tak tau harus berbuat apa sekarang.

"Hahaha ... kamu ini aneh dan lucu banget sih? Kenapa muka kamu jadi tegang banget kayak gitu?" Laki-laki itu malah tertawà seolah-olah sedang meledeknya. Entah mengapa ia merasa sangat senang dan gemas melihatnya.

"Lagi pula kita ini, 'kan udah sah menjadi suami istri. Jadi ... boleh dong, aku bantuin kamu untuk melepas semua pakaianmu ini. Dan pastinya kamu sangat kerepotan untuk melepasnya, bukan?" Masih sambil memeluk pinggang wanita itu, dengan sangat jail laki-laki itu sengaja ingin terus menggodanya.

Dengan sangat gugup Nayla langsung menggelengkan kepala. "Tidak, Tuan. Tidak apa-apa. Saya bisa kok melepasnya sendiri," tolaknya lagi.

"Baiklah, jika kamu tidak mau aku juga tidak akan memaksa. Tapi ... kalau aku melepas maskermu ini boleh, 'kan?"

Degg!

Lagi-lagi kedua mata Nayla terbelalak kaget mendengarnya. Di saat melihat salah satu tangan Arga yang akan melepas maskernya. Dengan segera tangan yang semula sedang mendorong dada bidang laki-laki Itu, seketika langsung berpindah menahan masker yang masih menempel di wajahnya. Lalu secara reflek gadis itu terpekik, "Jangan!"

Sehingga membuat Arga langsung mengerutkan dahinya merasa keheranan dan sekaligus syok melihatnya. "Lah, kenapa tidak boleh?" tanyanya bingung.

"Aduh ... aku harus beralasan apa lagi sekarang?" batin Nayla yang merasa sangat kebingungan.

"Em ... mak-maksudnya jangan sekarang, Tuan. Saya malu wajah saya masih sangat kotor karena make-up nya belum saya bersihkan," jawabnya asal.

"Na-nanti kalau setelah saya mandi pasti saya akan melepas masker ini," lanjutnya lagi.

"Oh, begitu. Em ... baiklah." Walaupun jawaban Nayla terdengar sangat mengada-ada. Tetapi pria itu berusaha untuk memakluminya.

"Ya sudah, sebaiknya kamu mandi sekarang! Dan aku akan menunggumu di sini!" Dengan mendengus kesal, pada akhirnya pria itu melepas pelukannya.

Sehingga membuat Nayla merasa sedikit lega. "Em ... tidak-tidak, Tuan. Biar Tuan saja yang mandi duluan. Nanti setelah itu baru bergantian saya yang mandi."

"Kalau begitu kenapa kita gak mandi bareng saja sekalian," celetuk Arga. Dengan menaikan sebelah alis, lelaki itu tersenyum tengil padanya.

"Hah! Dia mau mengajakku mandi bareng? Matilah aku! Bagaimana cara menolaknya ini? Ya Tuhan, tolonglah hambamu ini!" batin Nayla resah.

Ketika melihat raut wajah Nayla yang kembali tampak panik pucat pasi seperti itu, Arga malah semakin ngakak. Dirinya benar-benar merasa sangat lucu dan terhibur melihat betapa polosnya gadis yang ada di hadapannya ini.

"Hahaha ... bercanda lagi. Serius amat sih? Ya sudah, baiklah aku yang akan mandi duluan. Udah gak betah pingin ganti baju nih."

Lihat selengkapnya