PENGARUNG WAKTU: 21 Tahun Mencari Abimanyu

Braindito
Chapter #1

Kalang Kabut di Ambang Maut

Dalam keadaan panik, Bintan Torino berenang sekuatnya. Sementara arus balik terus menyeret lelaki 33 tahun itu menjauh dari Pantai Wungu. Dan seolah keadaan belum cukup mengkhawatirkan, hanya beberapa meter setelah pantai, dasar laut langsung menurun tajam.

Bintan limbung begitu kakinya tidak lagi menginjak pasir. Ia pun makin terbawa ke tengah laut. Di sana, tubuhnya langsung menjadi bulan-bulanan. Timbul-tenggelam, Bintan mencoba menghela sebanyak mungkin oksigen. Kalang kabut mempertahankan kepalanya agar tetap berada di atas permukaan laut.

Bagaimanapun, rasanya ini cuma persoalan waktu, sebelum akhirnya Bintan akan mati. Kalau tidak tenaganya terkuras, ia pasti akan mati kehabisan napas. Atau keduanya! Ia yang awalnya menelan air laut, cepat atau lambat, akan ditelan bulat-bulat oleh air laut.

Di tengah-tengah kepanikan, sebuah citra mewujud di langit biru: wajah sang ibu. Teduh. Sendu. Sepuh. Tangannya melambai seolah mengajaknya untuk ikut. Bintan termangu dalam ragu.

Lihat selengkapnya