Pengelana Waktu

Irvan D
Chapter #1

Proyek Portal

Tahun 2035

Pusat Penelitian Temporal Nexus, Jakarta Utara

Alex menatap layar hologram yang berkedip cepat di hadapannya, menampilkan rangkaian data fluktuasi waktu dalam bentuk gelombang tak stabil. Suara sistem AI terdengar seperti gumaman di telinga, menyatu dengan denting alat-alat laboratorium yang bekerja tanpa henti.

“Anomali pada koordinat T-X46 meningkat sebesar 3,2 persen dalam dua puluh menit terakhir,” ujar KARA, asisten AI pribadi milik Alex, melalui chip suara di telinganya.

Alex yang kini berusia 27 tahun, seorang teknisi senior di proyek pemerintah rahasia bernama "ChronoBridge", menarik napas panjang. Kacamata AR-nya menampilkan angka dan grafik yang menunjukkan sesuatu yang tak biasa: kemungkinan terbukanya portal waktu untuk pertama kalinya dalam sejarah manusia.

“Ini... bukan hanya celah temporal. Ini pembuka gerbang,” gumamnya.

Proyek ChronoBridge telah berjalan selama lima tahun terakhir—sebuah eksperimen gila tentang manipulasi waktu yang hanya dipercayakan kepada segelintir ilmuwan terbaik di negara ini. Tidak semua orang tahu betapa berbahayanya ide ini. Dan Alex tahu lebih dari siapa pun: kesalahan sedikit saja bisa berarti kehancuran masa lalu dan masa depan sekaligus.

“Stabilisasi energi dimulai,” ucapnya sambil mengetik cepat di keyboard plasma. “KARA, aktifkan filter keempat. Jangan biarkan tekanan ruang-waktu meledak seperti semalam.”

“Dipahami. Energi dimampatkan ke frekuensi 0.9 terahertz. Tapi Alex… jika fluktuasi ini terus naik, portalnya akan terbuka sendiri,” kata KARA, terdengar seperti tengah memperingatkan anak kecil yang bermain api.

“Justru itu yang ingin kita lihat, kan?”

Tepat saat ia mengucapkan kata itu, ruangan laboratorium bergetar. Alarm menyala, dan di tengah ruangan, lingkaran logam besar berdiameter tiga meter yang selama ini mereka bangun untuk uji coba utama mulai berpendar biru keunguan. Cahaya itu berdenyut seperti jantung, dan udara mendadak dingin.

Alex berdiri mendekat. “Apakah ini dia... gerbang waktu?”

Kilatan cahaya menyilaukan meledak dari tengah lingkaran. Sebelum ia sempat mundur, tekanan gravitasi menyeret tubuhnya ke dalamnya—seperti ditarik oleh kekuatan tak kasat mata. Suara-suara terdistorsi, seperti terlempar dalam air yang penuh gema. Dunia di sekelilingnya mengabur.

Dan semuanya menjadi gelap.


Lihat selengkapnya