Pengemis Jembatan Penyebrangan

Faizal Ablansah Anandita, dr
Chapter #1

Pengemis Jembatan Penyebrangan

Disuatu kota metropolitan, terdapat sebuah jembatan penyebrangan yang begitu kumuh. Jembatan penyebrangan ini besar dan kokoh. Badannya, tercat warna merah dan putih, sebenarnya begitu rapi dan indah bila dilihat dari luar. Namun yang membuatnya kumuh adalah keberadaan seorang pengemis disana. Pengemis itu adalah seorang laki-laki tua. Pengemis ini mengais rejeki dari derma para pejalan yang melintas. Sebenarnya ia tidak menganggu, tidak juga meminta paksa. Tetapi, karena ia sehari-hari tidur disana, akhirnya jembatan penyebrangan itu menjadi begitu bau. Bahkan buang air dan hajat-pun disana, sungguh menjijikkan. Lama-kelamaan tidak ada pejalan yang mau menggunakan jembatan itu. 

Hal ini sungguh mengganggu banyak orang. Mereka akhirnya memilih untuk menyebrang langsung lewat jalan raya. Banyak pejalan yang akhirnya berlalu-lalang, membelah keramaian jalan raya. Lalu lintas menjadi terganggu, karena memang jalan raya dibawah jembatan itu adalah jalan arteri besar yang kerap terjadi kemacetan. Polisi lalu lintas-pun dibuat gerah, mereka lantas melapor pada Satpol PP agar memindahkan pengemis itu dari jembatan penyebrangan. 

Singkat cerita, sore itu juga berberapa petugas Satpol PP datang ke sana dengan mobil pick-up, dengan membawa peralatan yang biasa mereka gunakan untuk merazia pedagang kaki lima, Mereka segera naik keatas jembatan penyebrangan. Jembatan itu sedikit gelap didalam, karena baliho-baliho raksasa yang menempe di badan luar jembatan itu, menghalangi cahaya masuk. Tetapi dari kejauhan, petugas sudah bisa melihat pengemis itu di ujung lain jembatan, dekat tangga. Bau pesing kencing bercampur aroma kotoran manusia mulai menusuk-nusuk hidung petugas yang ditutup masker itu.

Mereka kemudian bersiaga, sudah siap seandainya pengemis itu melakukan perlawanan. Tetapi ketika dihampiri, pengemis itu pasrah dan menurut, meski awalnya sempat kaget melihat banyak sekali orang mengenakan seragam coklat menghampirinya. Petugas dengan mudahnya membawa turun pengemis itu. Pengemis itu digiring turun dari jembatan. Sekali lagi bau busuk di badannya yang tidak mandi berpuluh-puluh minggu begitu mengusik, beberapa petugas nampak menutupkan kedua tangannya pada masker mereka, seolah masker saja tidak cukup. Ketika hendak dimasukkan kedalam mobil pick-up, pengemis itu berucap.

Lihat selengkapnya