PENGHUJUNG RINDU

Safiraa
Chapter #1

Prolog

"Gadis, ayo bangun nak!" ucap lembut seorang wanita paruh baya, membangunkan gadis dari mimpi indahnya.

Gadis segera bangkit dan berjalan dengan gontai menuju kamar mandi.

"Habis ini kamu siap-siap ya, nanti malam kita akan kerumah nenek!!"

Dia berhenti melangkah, dan membulatkan matanya setelah mendengar ucapan tersebut.

"Kan bang albas sama ica-"

"Ibu, sudah ngurus semua surat pindahnya," jawab ibu dengan cepat.

"Kita bakal tinggal di sana?" tanya gadis dengan datar tanpa menatap wajah ibunya.

"Iya, udah buruan kamu mandi sekarang!!" perintah ibu sembari merapikan tempat tidur gadis.

Gadis, meninggalkan kamarnya dan menuju kamar mandi.

Setelah memasuki kamar mandi terdengar adzan subuh yang berkumandang.

***

Diruang tamu, seorang pemuda laki laki berusia genap 17 tahun sedang duduk di sofa yang sibuk dengan game online nya.

"Bas, ayo sholat dulu nak." pinta ibu, menyuruhnya untuk sholat.

Albas mengangguk dan segera bangkit dari sofa yang ia duduki.

"Setelah sholat, kemasin semua barang-barang kamu yaa." ucap ibu dengan lembut.

Albas mengerutkan keningnya.

"Mau kemana?" tanya albas menatap ibunya.

"Kita mau kerumah nenek." teriak seorang anak kecil perempuan bernama ica dengan gembira.

"Kita akan tinggal dirumah nenek mulai besok," jawab ibu.

"Kita kan punya rumah kenapa-"

Albas berdecak sebal.

"Ibu, akan jual rumah ini." jawab ibu dengan cepat.

"Kenapa dijual? Ini kan peninggalan ayah satu-satunya!" protes albas.

"Udah cukup! Kamu sholat dulu, nanti setelah sholat ibu jelaskan."

Albas, meninggalkan ruang tamu menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu.

Tak lama kemudian, gadis sudah rapi mengenakan jubah berwarna merah, masker dan kepalanya berbalut hijab berwarna senada dengan jubah yang ia kenakan.

"Kakak mau kemana?" tanya ica yang berdiri didepan televisi dan memeluk sebuah boneka panda.

"Mau keluar," singkat gadis.

"Ibu, kak gadis mau keluar katanya!" teriak Ica, dengan suaranya yang lantang.

Gadis sangat kesal. Ingin sekali membunuh adiknya ini, dia sangat benci mempunyai adik yang seperti ini.

"Brisikk!" umpat gadis, mencubit lengan kanan Ica dengan sekuat tenaganya.

Kemudian dia berlari menuju ke sebuah tempat yang sering ia kunjungi bersama sahabatnya.

***

Kali ini, cuacanya sangat mendung dan sang fajar belum menampakan sinarnya.Jadi dia berani untuk pergi keluar dari kandangnya.

Gadis, melihat seorang pemuda laki-laki yang berusia sama dengannya sedang bersenandung dan bermain

dengan gitarnya.

Pemuda itu duduk disebuah kursi panjang yang terbuat dari besi bercat putih.

~~~~

'one step closer....'

Suara yang menyatu dengan melody gitar berasal dari pemuda tersebut mulai terdengar oleh pendengaran gadis.

" I have died everyday waiting for you...."

"Darling don't be afraid i have love you for a thousand years...."

"I love you for a thousand more...."

Gadis, bersenandung mengikuti alunan musik dan berjalan menghampiri pemuda tersebut.

Sang empu terkejut saat mendengar suara itu.Dia menoleh kemudian berhenti memainkan gitarnya.

"Ga..ga...gadis..?" panggil seorang pemuda berparas tampan, berkulit putih, dan berhidung mancung.

"Sejak kapan kamu jadi gagap?" Gadis tertawa renyah.

"Sejak sebelum negara api menyerang," jawab pemuda tersebut dengan datar.

Gadis ber -oh ria.

"Ngapain kesini?" tanya pemuda tersebut dengan tatapan dinginnya.

Lihat selengkapnya