1 jam berlalu.
Sore berganti malam, hujan pun mulai reda.
~~~~
Mereka tiba di kediaman Nenek yang terlihat sangat sunyi dan Asri jika dibandingkan dengan kampung Halamannya.
Sosok bocah laki-laki berparas manis dan berkulit sawo matang terlihat sangat gembira menyambut kedatangan mereka.
"Bundaaa, Ica sudah datang!!" teriak bocah tersebut dengan raut sumringah.
"Assalamualaikum, Ujang sudah besar ya sekarang." kekeh ibu, tersenyum hangat, lalu melangkah masuk menghampiri bocah yang sangat gembira tersebut dan membelai lembut puncak rambutnya.
"Wa'alaikumussalam...." sahut nenek dan istri paman Sam secara bersamaan.
"Iya, dong ujang kan udah kelas 4 SD hehe..." jawab bocah tersebut dengan polos.
"Haloo, ujaaang...." teriak Ica menghampirinya.
"Eh, icaa Ujang kangen sama icaa!!"
Sambut Ujang memeluk erat batang hidung gadis kecil berparas lugu dan berkulit putih bersih.
"Ica juga kangen sama Ujang..."
Mereka semua berbincang-bincang seru di dalam rumah.
Gadis merasa ada yang kurang dari mereka.
"Tessa kemana, tante ?" tanya Gadis spontan.
"Oh iya, Tessa ada ditaman belakang.Sebentar tante pang-"
"Gak perlu tante, biar Aku aja yang kesana." tolak gadis dengan cepat.
Gadis segera berjalan semangat menuju taman belakang.
****
-Ditaman belakang-
"Tessa?" panggil Gadis.
Sang pemilik nama pun merasa terpanggil, ia langsung menoleh ke sumber suara.
"Hah?Gadissss....." respon seorang perempuan yang berumur 17 tahun.
Mereka berpelukan dengan erat.
"Apa kabar?" ucap Tessa mengawali pembicaraan mereka.
"Ya, seperti yang kamu lihat sekarang."
Tessa mengangguk.
"Yuk, kita masuk aja!!" seru Tessa, menarik pergelangan tangan Gadis dengan sangat kuat.
°°°°°
Jam menunjukkan pukul 07.00.
Albas sudah berangkat ke sekolah barunya bersama Tessa.
Ica pun sama, ia berangkat bersama ujang ke sekolah barunya yang tak jauh dari rumahnya.
Gadis, yang sehabis mandi hanya bisa menyaksikan kepergian mereka yang tampak gembira.
***
"Ibuu?" Panggil Gadis melirih.
"Iyaa, kenapa sayang?"
"Aku pingin banget sekolah..."
"Kan, kamu sekolahh juga..."
"Bukan gitu maksudku, aku pingin seperti anak yang lain....."
Ibu terdiam sejenak, bingung harus berkata apa.
Gadis meninggalkan ibu yang terdiam membisu di ambang pintu.
🍁🍁🍁
Matahari telah terbenam.
Gadis ingin menenangkan dirinya, ia meraih jubah merahnya dan pergi mencari tempat yang tenang.
~~~
Suasana sangat sejuk.
Gadis duduk di atas rerumputan yang hijau berseri dan di bawah pohon yang sangat rindang.Jarang sekali dia menemukan suasana yang begini.Namun, Dia sangat takut ketika melihat seorang pria asing yang sedang membawa senjata tajam berjalan menghampirinya.
Dia meneguk berat ludahnya, lantas bersembunyi di balik pohon yang ia jumpai saat ini.Ada sebongkah kayu yang berada di sampingnya.Dia langsung meraih sebatang kayu tersebut dan memukulkannya tepat pada punggung sasaran.
'Bughh'
"Arghssssss..." pria itu meringis kesakitan.
"Sialan, siapa kamu?!" umpat Pria asing itu.
"A..a..ak..akuu-"
"Kamu gagap?"
"Nggak."
"Terus?"
Gadis berlari menjauh dari pria asing itu, namun seketika pergelangan tangannya tertangkap sangat kuat.
"Lepasin!!jangan bunuh aku!!" Gadis berteriak histeris.
"Hah??" Pria asing itu kebingungan, lantas menyadari bahwa dia tengah membawa arit di tangan kirinya, dia segera meletakkan arit itu dan melepaskan pergelangan tangan gadis.
"Eh, aku tak berniat membunuhmu, aku datang kesini sekedar menebang pohon saja hehe." ujar pria itu menjelaskan.
"Maaf." lanjutnya
"Nggak apa-apa kok." jawab Gadis dengan tatapan dingin.