Rumah itu cukup besar. Ada dua belas kamar di dalamnya, yang semuanya terisi sepuluh anak kost dan dua kamar untuk asisten rumah tangga. Ibu kost tinggal di rumah sebelah rumah besar itu.
Dan Ami merasa cukup senang dengan pengaturan itu. Apalagi dengan makan yang disediakan oleh pemilik kost yang dimasak oleh asisten rumah tangga di kost itu. Aman. Walaupun memang biaya sewanya lebih mahal dibandingkan dengan kost yang lain.
Pagi itu seperti biasa Ami bersiap hendak kuliah. Dia mandi dan segera makan.
Ami girang sekali ketika tahu bahwa menu sarapan pagi ini adalah ayam krispi dan tumis kangkung. Aduh! Enak banget. Beberapa penghuni kost sarapan bersama dengan Ami, mereka saling mengobrol.
"Hari ini ada pak tukang yang akan memperbaiki saluran air di dapur. Jadi nanti jangan heran kalau ada orang yang memperbaiki dapur, ya," kata mbak Riris.
"Kenapa saluran airnya, Mbak?"
"Katanya agak tersumbat, aku juga nggak tahu," kata mbak Riris.
"Oh, iya! Kemarin mbaknya bilang kok air dari wastafel mampet."
Ami mendengarkan. Sebagai penghuni kostan baru dia baru mempelajari lingkungan baru ini.
"Dik Ami, malam ini pertama di sini, ya?"
Ami mengangguk.
"Tadi malam bisa tidur nggak?"
"Alhamdulillah bisa, Mbak," jawab Ami.
"Tadi malam dik Ami ke kamar mandi, ya?" Tanya mbak Riris.
Ami terdiam, berpikir sambil berusaha mengingat apa yang dilakukannya tadi malam.
"Kayaknya nggak, Mbak. Ami semalam tidur lelap banget. Mungkin capek habis pindahan," jawab Ami.
Tiba-tiba semua diam. Semua saling berpandangan. Ami keheranan, dia merasa suasana menjadi agak menyeramkan.
"Kenapa, Mbak?" Tanya Ami.
"Nggak papa, Mi. Tenang saja," kata mbak Ipung sambil tersenyum.
Mereka melanjutkan makan sambil membicarakan hal lain. Tapi tetap saja Ami merasa ada sesuatu yang mereka sembunyikan.
****