Mei 2019
Hari ini tepat ditahun ketiga Aku selesai mengenyam pendidikan Sekolah menengah atas. Diar ryana sahzena tertera di selembar kertas bertulisan Ijazah SMA yang melintas dari pikiranku dan membayangkan sulitnya mendapatkan selembar kertas yang ku miliki, Ya. Hanya mendapatkan kertas itu aku harus belajar selama 3 tahun lamanya terlebih harus biaya sendiri sedari awal sampai aku selesai namun tidak hanya disitu, Karena aku kekurangan dana hutang Spp ku menunggak hingga mencapai lima juta, Munggkin menurut kalian sedikit namun menurutku itu jumlah yang amat banyak karena harus menyisihkan gajiku selama dua tahun lamanya terlebih gajiku 800 ribu perbulan itu harus ku bagi biaya kebutuhan pokok, keperluan pribadi seperti make up bahkan uang tak terduga dimana uang itu akan digunakan saat keperluan mendesak. Akupun juga tidak akrab dengan saudaraku, sifat ku aneh? Tidak! Aku tidak aneh! Menurutku dendam hal yang wajar. Jika seandainya orang lain sudah pasti aku akan menghantam secara langsung namun Ibuku selalu berpesan Tak kan pernah bisa memisahkan antara kulit dan kuku sekalipun bisa itu pasti sakit bukan hanya disitu permasalahan yang aku lalui. Aku juga sering cidera baik dari mantan Ayahku eh salah aku lupa tidak ada yang namanya mantan Ayah dan mantan Anak ya dan juga Saudara sendiri bahkan saat sakit sekalipun aku tetap akan dipukuli. Disini paham kah kalian dengan dendam yang ku maksud? Tanpa salah tanpa dosa mereka menjadikanku seperti boneka dari negeri antah barantah melukai tanpa perduli cidera fisik maupun hati. Mungkin kalian berfikir ini rekayasa belaka namun ini adalah nyata. Dunia tak adil memang rasanya saat mengalami semuanya. Namun aku Diarry, Nama panggilan ku, Ntah apa alasan ayah ku dulu menyingkat namaku seperti catatan seperti aku sedang mencatat semua kejadianku di dalam buku Diaryku di sudut taman sepi ini. Mungkin Ayahku dulu sudah mengetahui jika aku akan suka menulis tentang kejadian hidupku, Jika kebanyakan orang memposting semua cerita sedih dirinya ke dunia maya sosial media namun aku masih menyukai cara kuno menyimpan dalam semuanya di catatan ini. Bukan hanya di dalam keluarga aku gagal menguatkan hati, Namun di dunia kerja pun aku seringkali mengalami kegagalan dan sakit hati. Bahkan percintaan pun aku sering gagal merangkai hati. Aku tak ingin memposting semuanya di sosial media karena saat cerita ku akan ku ceritakan kesemua orang akan kujadikan dalam cerita sebuah Novel. Ini hanyalah sebagian Awal dari cerita hidupku.