PENJARA DALAM RUMAH (Diarry anak broken home)

Rahmayanti
Chapter #3

Jaz Lab tinggal

"Diarry" teriak salah seorang siswi dari kejauhan berlari mendekati Diarry.

"Ada apa Put?" Diarry memperhatikan wajah putri.

"Pinjam Jas Lab lo dong,Punya gue tinggal di rumah. Kelas gue jam Parasitologi nih sekarang." Putri menempelkan kedua telapak tangannya di hadapan Diarry.

"Tapi gue pelajaran Hematologi Put." Diarry melihat putri dengan ragu ragu.

"Gitu ya? Gue udah coba pinjem ke kakak kelas sama adek kelas gak ada yg mau minjemin. Soalny mereka praktek juga." Putri memegang jidat dan berjalan mondar mandir di depan Diarry.

"Ya udah Nih." Diarry memberikan baju laboratorium berwarna putih miliknya.

"Lah elo gimana? Kan kelas kalian juga praktek Hema?" Putri menatap Diarry.

"Lu pakai aja dulu. Gue aman ntar." Diarry tersenyum ke Putri.

"Btw Thanks banget Ry, Gue pinjem dulu ya Jas lab lo, soalnya kelas gue ambil nilai praktek hari ini dan gue bener bener lupa bawa bajuny, Gu.."

"Susft, udah buruan sana. Ntar lo gak dapat izin masuk lab kalo telat." Diarry menghentikan ucapan Putri yang belum selesai. Putri melihat Diarry sekilas lalu berlari menuju laboratorium.



Bel berbunyi

"Teruntuk kalian yang tidak membawa Jaz lab dilarang masuk ruang praktikum." Ucap seorang pria yang berpakaian rapi dan berbeda sendiri dikerumuman para siswa siswi.

"Ada yang lupa bawa Jaz Lab?" Sambungnya kembali.

"Saya Pak." Diarry mengangkat tangan kanannya.

"Kenapa bisa lupa? Kamu gak inget hari ini pengambilan nilai praktek Hematologi? Gimana saya kasih nilai ujian praktek bulanan kamu kalo kamu gak bawa baju? Sudah sana pinjem sama yang lain yang gak praktek saat ini." Diarry pun berjalan menuju kelas lain menjauhi ruang praktikum. Seluruh siswa siswi yang membawa baju masuk ke dalam Lab.



KELAS LAIN


Diarry berdiri melihat kelas teman temannya sedang asik belajar dari luar jendela.

"Gak mungkin gue ganggu mereka lagi fokus belajar gitu." Diarry membalikkan badannya berjalan kembali seraya mengintip dari kejauhan kelas kelas lain tanpa sepengetahuan guru yg mengajar dikelas.

"Dah lah,Nongkrong di kantin aja bentar." Diarry berjalan santai

Kantin

Diarry menarik kursi panjang kantin dan duduk memperhatikan ibu kantin.

"Gak masuk kelas Nak?" Sapa Ibu kantin terlebih dahulu.

"Lagi praktek Hema bu, ujian malah. Tapi Jaz Lab saya gak ada jadinya gak boleh masuk." Diarry tersenyum tipis.

"Kok Bisa? Tinggal atau gimana? Udah coba pinjem sama temen yang lain atau kakak kelas mungkin?" Bu kantin duduk di kursi hadapan Diarry.

"Mereka lagi pada belajat Bu, lagi Fokus gak enak ganggu mereka. Ntar malah buyar konsentrasinya."

"Terus nilai kamu gimana?" Ibu kantin mengangkat dagu diarry yg sedang menunduk."

"Aman Bu, oh iya bahas yang lain aja Bu, Ibu jualan Siomay sebelum di kantin sini dimana aja Bu?" Diarry tersenyum ke Ibu kantin.

"Hmm. Mengalihkan topik pembicaraan ini." Ibu kantin dan Diarry tertawa.


30 menit kemudian

"Udah 30 menit aku disini kok mereka belum ada yang keluar 1 pun ya? Padahalkan cuma hitung Eritrosit,leukosit sama periksa HB secara manual." Diarry gelisah melihat ke arah laboratorium Hematologi sesekali. Lalu memandangi jualan ibu kantin.

"Ry, Lu pakai Jaz lab gue aja."

"Ngagetin gue lu Jun."

"Hehe, Ya sorry lagian lu fokus amat liatin jualan Bu ines."

"Emang lu udah kelar pemeriksaan nya?"

"Udah donk. Gue gitu loh." Juno memainkan kera bajunya.

"Eeh, Oncom. Sombong pisan euy. Emangny anak anak lain kenapa bisa lama sih?

"Lamanya mereka itu di pengambilan sample, lu tau sendiri ngambil semple kapiler aja mereka tremor, gugupnya bahkan histeris apalagi Ngambil sampel di Vena. Malah gue udah selesai mau keluar masih aja ada yang berkutat di sample sampe yang diambil samplenya hematom, Tapi kalo elo sih gue yakin gak bakalan lama ngambil sample. Es teh satu ya Bu." Juno melambaikan tangan ke ibu kantin.

"Mana Jaz lab lo copotin dulu." Diarry mengambil Jaz lab Juno langsung memakai dan berlari ke ruangan Laboratorium.

Ruang Laboratorium

"Permisi Pak, saya boleh ikutan ambil nilai praktek gak pak?" Diarry berdiri di pintu praktek.

"Asalkan kamu bisa nyelesein tugas kamu saat pelajaran selesai, kebetulan temenmu tuh ada yang belum dapat sample udah 2 orang yang diganti."

"Iya insya allah Pak."

"Ya udah sini masuk. Lain kali kalo lagi pengambilan nilai jangan lupa Bawa Jaz Lab lagi ya."

"Iya pak,Maaf." Diarry melangkah masuk ke dalam ruangan.

"Ada yang mau diambil samplenya sama Diarry?" Pak Edi memperhatikan seluruh ruangan.

"Ry, Gue sebenernya mau bantu lu, cuma lu liat aja tangan gue udah kiri kanan di tusuk spuit mau lu sedot yg mane lagi. So sorry ya Ry."

"Iya Ry, yang gue juga udah Hematom nih di ambil ama Bulan tadi. Kapok gue. Sorry ya."

"Iya Gak apa apa. Yu, Sil."

"Gak ada yang mau sedekahin darahnya buat sample Diarry?" Pak Edi bertanya kembali.

"Ya udah pak, Saya ambil darah saya sendiri aja."

"Wih,Ry. Lu bisa emang?" Ucap Beno.

"Ya coba aja ntar."

"Kita kan murid baru Ry. Gak mungkin lah lu bisa. Emang lu gak takut ngorek tangan sendiri?" Ucap Seno seraya meletakkan buku ditangannya.

"Ya kalian kan gak ada yang mau nyumbangin darah kalian buat sample gue."

"Gue mau tapi takut."

"Itu artinya gak mau Tio."

"Ya udah kamu ambil Sample darah bapak aja." Pak Edi meletakan tangannya di atas meja dan duduk dengan tenang diatas kursi."

"Ya,Enak dong Diar ngambil darah Pak Edi. Kan pembuluh darah Vena pak Edi ngejendul gitu. Ya otomatis cepet dapet lah Diar." ucap ketus wanita disudut ruangan.

"Ya udah darah kamu aja yang diambil." ucap Pak Edi.

"Kan Clara udah Pak. Tia, kamu aja. Kan kamu gemuk, venanya kan gak keliatan, pasti Susah nyari punya kamu."

"Tapi Ra, Aku kan udah diambil tadi."

"Mau gak." Clara mencubit belakang Tia.

"Aduh." Tia berteriak

"Kenapa kamu Tia? Tanya Pak Edi dan ikut diperhatikan teman temannya.

"Gak apa apa pak, Ini, Apa tu, Hm maksudnya biar Sample aku aja."

"Serius Tia mau?" Diarry meyakinkan.

Lihat selengkapnya