Jika satu keinginanmu dapat terlaksana, apa yang kau harapkan?
Luna tersenyum simpul. Ia memperhatikan sekitarnya. Partikel-partikel debu halus mengambang di sekelilingnya. Ketika ia mendongak, senyumnya mengembang.
Ia melihat kegelapan, kesunyian... kekosongan. Dan ia menyukainya.
Ia menari kaku di atas batuan kasar. Ia tertawa tanpa suara. Jauh di dalam hatinya ada secercah cahaya kebebasan, keindahan. Baru kali ini dia dapat menghela nafas lega.
Ia pun menatap planet itu. Biru dan hijau, juga putih. Indah. Planet itu sangat indah. Planet tempat ia lahir, tempat ia mengakhiri ujian-ujiannya dengan kecurangan.
Ya, Luna berbuat curang.
Di bumi itu rasanya seperti terjebak di tengah-tengah hutan lebat nan gelap. Mengerikan dan tak berujung. Hidup di sana sama saja dengan bunuh diri secara perlahan....
Gadis itu tertawa kecil.
Ia ingat dulu... Luna merupakan anak yang baik hati. Ia selalu tersenyum untuk menyembunyikan isi hatinya. Ia tak ingin orang lain sedih karenanya.
Lidahnya akan kaku ketika ia berusaha mengucapkan kata, "Tidak."
Ia tidak bisa menolak. Ia hanya bisa menerima, lalu menjalankannya. Tidak peduli apa yang ia lakukan adalah kebaikan atau keburukan. Luna akan melakukannya dengan bayaran yang tidak terlalu menyusahkan.