Seminggu terasa berjalan lebih cepat sejak Theo datang ke masa lalu dengan alatnya.
Di akhir pekan ini, dia akan kembali datang ke masa lalu, menemui Raini, semalam sebelum kematiannya, dia hanya ingin meminta maaf.
“Apa kau akan menemui Raini, Theo?” Mely bertanya saat di kelas.
Theo mendengus kasar, kenapa berita itu cepat sekali tersebar. Theo melirik Roy, sebal, pasti Roy yang memberitahu pacarnya, siapa lagi kalau bukan Roy yang yang memberitahu, hanya dialah yang tahu rencana Theo.
Roy hanya bisa nyengir setelah mendapat tatapan mengintimidasi dari Theo.
“Apa aku boleh ikut bersama kalian. Aku juga ... ingin meminta maaf kepada Raini, aku mungkin sahabat yang sering menyakiti hatinya, aku juga sering menyusahkannya. Aku janji! Tidak akan membuat kekacauan.” Mely mengangkat tangannya, suer.
“Baiklah,” Theo menjawab singkat, lantas pergi keluar kelas.
Theo tersadar dari lamunannya setelah mendengar suara ketukan di pintu. Dia segera berlari turun, tidak perlu melihat di layar tipis, siapa gerangan yang datang. Dia tahu, yang datang pastilah Roy dan Mely.
“Halo!” Mely menyapa riang.