Bunga mawar dalam rangkaian plastik, jubah hitam besar lengkap dengan topi, piagam kelulusan digenggamnya dengan bangga, kilau lampu kamera mempotret senyum lebarnya. Rambut hitam, kaki jenjang, suara merdu dan idola para dara.
“Selamat atas kelulusan mu!” ucapnya sembari menerjang memeluk erat rekan tim dalam kegugupan sidang, mengingat itu membuat mereka tertawa.
“Oh, kau juga lulus?”
“Hei hei, jangan bicara seolah olah ini hanya hoki ku!”
Pria dan wanita yang akan menempuh langkah untuk lebih dewasa, bertumpu pada pundak satu sama lain, gehan dan reika.
“Selamat juga atas kelulusan mu, re”
“Wah wah, aku baru sadar kamu bisa bisa romantis juga”
“Eh? Apa?”
Reika merebut paksa setangkai mawar yang di bungkus rapih milik gehan itu, wanita itu tidak pernah kehilangan energinya,
“Hei! Yang benar saja, itu punya ku”
“Laki laki tak pantas membawa seperti ini!”
“Cih”
Aroma parfum pada mawar kelulusan sangat pekat seperti pada umumnya, reika tidak suka ini, tapi jika ini tentang menggoda seorang gehan, yah apapun dilakukannya.
Senyum jail selalu ditunjukannya untuk gehan, gehan tidak mengerti kenapa wanita itu selalu seperti itu? Gehan sampai sangat yakin reika menyukainya, tentu saja itu pemikiran gehan sendiri.
“Baiklah, aku berikan padamu, itu sebagai hadiah terakhirku?”
Punggung kekar gehan dipukulnya keras, bahkan reika sampai terkejut dengan bunyi yang ditimbulkan pukulannya,
“Woah, ini benar benar seperti dinding, ge!”
“Jangan menyentuhnya sembarangan!”
“Ayolah aku hanya menyentuh ini”
“Jangan disentuh!”
“Sudah aku sentuh”
“Berhenti menyentuh punggung ku!”
“Sudah aku sentuh”
“WOY REIKA!”
Mereka ribut lagi, padahal hanya ini loh hari terakhir mereka. Esok sudah waktunya untuk mereka saling berdiri sendiri, mencari pekerjaan bukanlah perkara yang mudah, wawancara dan rekap pengalaman akan sangat berpengaruh tentu saja. Tapi lihat mereka, tidak ada yang bisa mengusik kesenangan hari kelulusan mereka.
Pengumuman tentang acara yang berlanjut terdengar diseluruh penjuru kampus, gedung yang telah disiapkan telah terisi penuh, lampu mulai dipadamkan.
“Selamat atas kelulusan kalian semua, mungkin seharusnya bukan saya yang berbicara disini, melainkan teman teman kalian. Karena ini acara yang kalian reccomendasikan sendiri, bapak tidak akan banyak memberi komentar lagi, silakan nikmati acaranya”
Suara tepukan tangan terdengar meriah, proyektor mulai dinyalakan, gambaran bintang yang bersinar memenuhi ruangan.