Penulis yang Membuatku Jatuh Cinta

Oleh: Haris Firmansyah

Blurb

Ketika Piala Dunia selesai, Miroslav Klose tidak lagi jadi topik favorit Kadita. Seiring waktu, dia mengganti idolanya dengan sosok baru—Harry Potter. Aku melihatnya di koridor kelas, membawa buku tebal dengan sampul bergambar anak laki-laki yang menaiki sapu terbang. Matanya serius menelusuri halaman demi halaman.
"Kamu baca buku setebal itu, Ta?" tanyaku takjub.
"Ya. Aku bisa menyelesaikan setengahnya dalam waktu semalam," jawab Dita bangga, dengan senyum yang membuatku makin kagum.
"Aku pinjam bukunya. Aku bisa menyelesaikannya dalam semalam!" Ardika ikut menantang, walau aku tahu dia bukan tipe pembaca yang telaten.
Dita menggeleng, lalu dengan nada lembut berkata, "Aku tidak yakin kamu akan suka. Untuk permulaan, coba baca komik ini dulu." Dia menyerahkan komik Shinchan, yang tentu lebih ringan daripada petualangan penyihir cilik favoritnya itu.
Ya, cerita ini bermula saat aku jatuh cinta kepada Kadita untuk pertama kalinya di bangku SMP. Aku melihat gadis ini membawa sebuah novel fantasi dan bercerita di koridor kelas.
"Pengarang novel ini menjadi orang terkaya nomor satu di Inggris setelah menulis sukses novel Harry Potter," ucapnya bangga.
Aku takjub mendengar cerita Dita. Dita meneruskan ceritanya, "Kemudian dia tidak lagi menjadi orang terkaya setelah menghabiskan sebagian besar kekayaannya untuk amal."
Dari situlah aku memutuskan untuk menjadi penulis. Kaya raya dari menulis adalah impianku. Aku sudah menetapkan mimpiku adalah menulis buku, diangkat ke layar lebar dan punya kekayaan intelektual sebesar Harry Potter. Namun, aku belum memutuskan jika kaya nanti apakah aku akan jadi filantropi atau tidak.
Gara-gara cinta pertama, aku jadi suka Harry Potter. Lebih dari itu, aku jadi menyukai aktivitas membaca novel. Cintaku kepada Dita kandas karena dia selalu punya lelaki idaman lain tiap musimnya. Namun, mimpiku menjadi penulis tumbuh sejak hari itu.

Lihat selengkapnya