Penumpang Setia

Ery Sithi Badriyya
Chapter #6

Bertemu Kinara

“Kasar sekali kamu. Apa seperti itu harusnya kamu ngomong sama aku?” marah Bima sambil menunjuk wajah Lira yang malah tersenyum ketus ke arahnya.

“Kenapa tunjuk-tunjuk? Emang berani kamu sama aku? Mau nantang aku?”

“Ih, kamu makin lama makin nyebelin, ya!”

Lira menghembuskan nafasnya di depan muka Bima lalu berbisik. “Iya, aku memang nyebelin. Tapi kamu puas kan kalau main sama aku,”

Seketika semua kekesalan Bima mencair, memang Lira selalu tau isi kepalanya hingga tidak jarang Bima harus diam seribu bahasa karena kenyataan yang keluar dari mulut ketus Lira.

Memang di hati Bima ada rasa kesal yang mendalam pada gadis ini dan tidak sedikit rasa ingin pergi saja dari rumah ini tapi sekali lagi, rasa cintanya pada gadis ini terlalu kuat hingga dia lebih memilih untuk menelan saja rasa kesalnya.

Keesokan harinya seperti yang sudah Bima sepakati dengan Bambang kemarin, pria pengangguran itu mulai bersiap menjalankan janjinya bekerja sebagai sopir taksi online yang ternyata tidak sulit untuk dia lamar hingga dia bisa langsung bekerja di hari yang sama.

Dengan mobil mertuanya, Bima segera meluncur ke jalanan untuk mencari penumpang di hari pertamanya.

Sayangnya hingga sore hari tidak juga ada pesanan taksi masuk ke ponselnya.

Wajah Bima tentu muram karenanya dan ingin rasanya dia pulang saja tapi tentu konyol rasanya kalau dia harus pulang tanpa sepeserpun uang di kantongnya.

Meski sudah lelah membatu di kursi kemudinya, Bima tetap saja sabar menunggu sambil terus memandangi layar ponsel berharap sedetik kemudian ponselnya berbunyi tanda ada pesanan taksi yang masuk. 

“Salah kali aku, ya?” gumamnya lalu meraih ponsel yang disimpan di dashboard mobilnya. “Kok gak bunyi?”

“Mas,” sapa seorang wanita berbaju putih yang berdiri di samping jendela tempat Bima bergumam. “Bisa antar saya tanpa aplikasi?”

Lihat selengkapnya