Penumpang Setia

Ery Sithi Badriyya
Chapter #8

Kerja Hari Ke 2

Langit mulai terang saat Bima bersiap untuk pergi kerja, ujung matanya masih saja sempat melirik ke kamar Lira, kekasihnya yang ternyata tidak pulang malam kemarin.

Tentu terbesit tanya di hatinya kemana gerangan sosok cantik ini, kenapa kedua mertuanya juga nampak tenang saja saat gadisnya tidak kunjung pulang.

Meski hatinya galau, Bima tetap harus berangkat kerja untuk menunjukkan kepada Bambang dan Inah jika dia bukanlah pria pemalas.

Huft!

Nafas dihembus Bima ke wajahnya sebelum bangkit dari kursi tempatnya mengenakan sepatu.

“Udah mau berangkat, Mas?” sapa Inah lalu mengulurkan tangannya.

“Iya, Bu.” Bima tidak berani menanyakan keberadaan Lira meski sebenarnya lidahnya begitu gatal untuk mulai bertutur.

“Lira ada acara dengan Riky. Katanya nginep di rumah neneknya,” jelas Ibu tanpa Bima bertanya.

“Oh, iya. Biarin aja, Bu. Namanya juga anak muda,” ucap Bima padahal hatinya kesal bukan kepalang.

Bagaimana tidak, gadis yang dia bela setengah mati itu kini lebih nyaman bermalam dengan pria yang walaupun secara fakta memang adalah tunangannya. Tapi tetap saja Bima merasa tidak terima dengan keadaan ini.

Tidak mau wajahnya yang kesal terlihat Inah, cepat saja dia melangkah menuju garasi lalu membuka pintu mobil sebelum meluncur meninggalkan rumah. Tidak sedetikpun dia melirik ke arah Inah karena tentu dia tidak mau wanita paruh baya ini membaca sorot matanya yang terlalu kesal karena ulah putrinya 

“Jadi dia berani tidur dengan pria lain?” tanya Bima dalam hati sambil terus memastikan stir mobilnya sudah berada di posisi yang tepat.

Selama perjalanan menuju mall yang kabarnya rame, Bima terus saja menggerutu. Tentu tentang kekesalannya pada Lira dan rasa penyesalan atas apa yang terjadi pada Rara, istrinya.

Lihat selengkapnya