Penumpang Setia

Ery Sithi Badriyya
Chapter #11

Kinara Semakin Mirip Rara

"Boleh kan naik tanpa aplikasi?" tanya Kinara lalu duduk di kursi samping pengemudi lalu buru-buru menutup pintu.

Hari sudah gelap dan merinding juga bulu kuduknya kalau harus berlama-lama di luar mobil meningat ini malam jumat.

"Kita ke kosanmu?" tanya Bima menebak tujuan mereka malam itu.

"Ya, yang tadi," tutur Kinara dengan lembut.

Tanpa banyak bertanya lagi, Bima mulai menyalakan mesin mobil dan melaju meninggalkan tempat dimana tadi Kinara naik.

Dia lalu memutar stir perlahan menuju tempat yang sudah jelas ada di kepalanya.

"Kenpa diam aja, Mas?" tanya Kinara saat wajah Bima begitu datar dan membuat perawat muda itu mulai merasa aneh dengan sikap supir langganannya.

"Aku sedang mikirin sesuatu," sahut Bima sambil menghela nafas. "Ada yang salah dalam hidupku,"

"Salah?" Kinara terkekeh mendengar perkataan Bima yang terdengar begitu serius hingga dia harus mencairkan suasana dengan tawanya. "Semua manusia pernah melakukan kesalahan, Mas," tambahnya menyadari responnya tidak seperti yang diinginkan oleh Bima.

Bima menghela nafasnya, menyadari kalau lawan bicaranya ini tidak pantas tau tentang apa yang sedang dia sembunyikan. Dia lalu menatap ke luar mobil memastikan jalan yang dilaluinya sudah benar dan saat kesadarannya sudah penuh kepalanya mengangguk pelan.

"Memangnya Mas melakukan apa?" tanya Kinara tiba-tiba mencoba mencari lanjutan cerita Bima yang terpotong.

"Kamu mau dengar ceritaku?" Bima memutar kembali wajahnya ke arah Kinara lalu menggaruk dagunya sesaat. "Tapi janji jangan bilang siapa-siapa," tambah Bima lalu menghela nafas seperti siap memuntahkan semua rasa kesalnya pada Lira dan penyesalannya pada Rara.

Lihat selengkapnya