Linda baru sekitar 2 tahun bekerja di kantor yang sama dengan Yusuf. Dia menjabat sebagai admin dan tertarik pada Yusuf yang posisinya manajer karena kegagahan Yusuf. Awalnya, Linda hanya mengagumi Yusuf sebagai atasannya karena dia tahu Yusuf sudah menikah dan memiliki satu anak. Namun, saat Yusuf mendekatinya lebih dulu dan mulai mengobral janji manis, Linda pun akhirnya luluh. Baginya, Yusuf adalah pria sempurna dan selalu membuat Linda bahagia. Di benak Linda sudah ada bayangan bagaimana bahagianya dia menjadi istri seorang manajer. Tinggal di rumah besar, memakai kendaraan mewah, dan barang-barang mahal. Linda juga tak perlu bekerja lagi dan kerjanya hanya shopping dan merawat diri karena semua kebutuhannya sudah tercukupi. Sungguh impian para gadis bukan?
Sebenarnya Linda juga berasal dari keluarga berada. Dia juga dimanja sejak kecil sehingga semua keinginan Linda selalu terwujud dan tercukupi. Dia bisa kuliah di universitas mahal walaupun dia sebenarnya tak begitu pandai. Linda juga selalu mudah mendapat pekerjaan dimanapun, sehingga dengan gajinya dia bisa merawat diri dan membahagiakan dirinya sendiri. Bahkan, orang tua Linda memberi Linda fasilitas sebuah sepeda matic dan apartemen kecil untuk ditinggali.
Namun, sejak orang tua Linda tahu jika Linda menjadi selingkuhan pria beristri, mereka marah dan tak mau menghubungi Linda lagi. Walaupun Linda sudah berusaha menjelaskan jika Yusuf tak seperti bayangan mereka, tapi kenyataan jika Yusuf sudah menikah sudah cukup membuat mereka tak setuju. Lebih baik Yusuf menyelesaikan pernikahannya dulu, baru menjalin hubungan dengan Linda, begitulah keinginan kedua orang tua Linda sebenarnya. Tapi, cinta itu buta, karena Linda tak pernah menggubris teguran dari orang-orang sekitarnya. Dia terlalu terlena dengan rasa cintanya pada Yusuf sehingga dia tak peduli lagi dengan status Yusuf sekarang.
“Pagi,” sapa Linda pagi itu ketika dia baru sampai di kantor. Semua orang di ruangan itu menoleh ke arahnya dan beberapa diantara mereka langsung melengos ketika tahu siapa yang mengucap salam.
“Seneng banget, Bu,” celetuk Nisya, teman Linda yang mejanya berada di samping meja Linda. Linda meringis menunjukkan deretan giginya yang rapi terawat.
“Iya dong, pacarku habis ngasih aku ini,” bisik Linda sambil menunjukkan kalung yang bertengger di lehernya dengan bangga. Nisya mendelik.
“Busyet, bagus banget. Mahal banget pasti,” puji Nisya sambil mendekatkan tubuhnya ke arah Linda agar bisa melihat kalung tersebut dari dekat. Linda semakin sombong dan mendongakkan kepalanya saat tahu Nisya begitu mengagumi kalung itu.
Semalam saat dia dan Yusuf hendak check out dari hotel, Yusuf memang memberikan kalung itu sebagai hadiah. Walaupun Yusuf memang sering memberi hadiah secara tiba-tiba, tapi Linda cukup terkejut karena hadiah kali ini begitu bagus dan mahal. Kalung itu terbuat dari logam emas dengan liontin dari mutiara dan Kristal berwarna putih. Kalung itu tampak sangat elegan dan cantik sekali ketika Linda memakainya. Percaya diri Linda pun setingkat lebih tinggi dari sebelumnya. Bukan hanya karena penampilannya yang semakin memukau, tapi juga karena dia yakin atas kepemilikannya terhadap Yusuf.
“Memangnya siapa sih, pacar kamu?” tanya Nisya penasaran. Linda hanya tersenyum penuh arti dan tak menjawab pertanyaan temannya itu.
“Ada deh, kalau kamu tahu, pasti nanti kamu rebut,” jawab Linda.
“Males banget,” sahut Nisya kesal, “Gue bukan pelakor ya, jangankan ngerebut suami orang, pacar orang aja ogah!”