Penyesalan Sang Pelakor

Sandra Devi Septianty
Chapter #3

3. Gathering yang Kacau

Linda masuk ke dalam gedung dimana acara gathering itu dilaksanakan dengan penuh percaya diri. Gaun hitam yang ia pakai sungguh melekat sehingga menunjukkan lekuk tubuhnya yang menggoda. Rambut Linda yang berwarna kecoklatan di gulung ke atas dan membuat lehernya terlihat jenjang dan seksi. Tak lupa ia memakai kalung pemberian Yusuf untuk menyempurnakan penampilannya. Serta semprotan parfum mahal, membuat semua perhatian tertuju pada Linda sejak pertama kali ia keluar dari apartemen.

Sayangnya, Linda datang sendirian ke gathering itu sementara hampir semua orang datang berpasangan. Tak mungkin juga kan Linda datang bersama Yusuf karena Yusuf pasti datang bersama Natusha. Menyedihkan memang, tapi Linda tak mau ambil pusing. Dia berpikir, sekarang semuanya mungkin menyakitkan tapi tak lama lagi keadaan akan berbalik dan dialah yang bersanding di samping kekasihnya itu.

“Wow, kamu terlihat sangat seksi,” puji Nisya saat mereka bertemu di pintu masuk gedung. Linda tersenyum bangga sambil merapikan beberapa anak rambutnya yang tergerai di dahi.

“Sayangnya kamu tak punya pasangan,” lanjut Nisya dengan nada sinis. Linda tersenyum.

“Kamu juga cantik,” balas Linda. Ia melirik ke arah cowok yang berdiri di samping Nisya. Itu pasti pacar Nisya karena Nisya menggandeng tangannya dengan erat seakan takut Linda akan merebutnya. Linda melempar senyum seksinya kepada cowok itu dan membuat cowok itu memerah. Linda yakin, pasti pacar Nisya tertarik padanya dengan penampilan seperti ini. Lelaki manapun pasti akan menelan ludah melihat kemolekan tubuh Linda.

“Aku masuk dulu,” pamit Linda. Tak lupa ia melirik sekilas ke kekasih Nisya tanpa berkata apapun. Linda sangat ahli dalam menarik perhatian pria, dan dia yakin pasti kekasih Nisya itu sekarang jantungnya berdegup kencang dan meronta karena penasaran. Apalagi saat Linda sudah berjalan beberapa langkah, dia melihat Nisya mencubit pinggang kekasihnya dengan wajah manyun. Linda pun tertawa dalam hati karena berhasil membuat pasangan itu bertengkar. Rasain!

Di dalam aula di mana gathering dilaksanakan, semua perhatian tertuju pada Linda. Tak sedikit lelaki yang melongo dan membuat pasangannya marah karena cemburu. Linda pun semakin bangga kepada dirinya sendiri karena sudah berhasil membuat air liur para lelaki itu menetes. Sebenarnya, dia berpenampilan seperti itu demi Yusuf, tapi jika ternyata hampir semua lelaki mengaguminya, kenapa tidak? Itu bukti bahwa dia memang wanita idaman lelaki bukan?

“Mas Yusuf pasti tergila-gila padaku dan mengajakku check in lagi malam ini,” gumam Linda pelan kepada dirinya sendiri.

Tak berapa lama, Linda melihat Yusuf datang bersama Natusha. Dadanya terasa sesak ketika melihat Yusuf merangkul pinggang istrinya itu dengan mesra. Apalagi semua orang menyambut dan menyalami mereka berdua penuh rasa hormat. Linda pun merasa sangat cemburu karena seharusnya ia yang berada di samping Yusuf, bukan wanita itu.

Linda sengaja menghampiri keduanya untuk menyapa, sekaligus menarik perhatian Yusuf. Yusuf tampak terkejut saat melihat Linda. Sedangkan Natusha, malah menyambut Linda dengan ramah.

“Selamat malam Pak Yusuf, Bu Natusha,” sapa Linda sambil menjabat tangan keduanya. Linda melirik sekilas ke arah Yusuf dan senang karena Yusuf tersenyum ke arahnya dengan wajah mesum. Linda yakin Yusuf sedang menatap tubuhnya dan membayangkan mereka sedang berada di atas ranjang seperti malam-malam sebelumnya.

“Selamat malam,” balas Natusha.

Linda memperhatikan Natusha dari ujung kaki hingga ujung kepala. Tak ada yang istimewa dari wanita itu. Cantik sih untuk usianya yang terpaut sekitar 5 tahun lebih tua dari Linda, tapi masih cantik Linda kemana-mana. Apalagi Natusha berhijab dan memakai gaun panjang yang tertutup. Tentu tak ada seksi-seksinya sama sekali, jauh kalau dibandingkan dengan kemolekan tubuh Linda. Linda pun semakin percaya diri kalau dirinya jauh lebih baik dari wanita itu. Dan dia yakin kalau Yusuf pasti semakin ingin segera menceraikan Natusha dan menikahinya.

Lihat selengkapnya