Penyesalan

Widayanti
Chapter #3

Cinta Bimo untuk Jia #3

Jia kembali ke toko, Jia membuka toko miliknya. Jam 1 siang, Bimo datang menemui Jia di warung, "kamu mau beli sesuatu bang Bimo?"

"Tidak, aku hanya ingin bertemu denganmu," Bimo tersenyum pada Jia. 

Jia membuka pintu, "masuklah, atau kamu ingin mengobrol ditempat lain?" tanya Jia dengan sopan. 

"Disini saja, karena waktu istirahat aku hanya sebentar." Bimo masuk kedalam dan duduk disamping Jia, Bimo meletakkan tasnya di meja. 

"Ada apa bang Bimo?"

Bimo terdiam sejenak, "apa kamu punya kekasih atau suami?"

Jia terkejut mendengar perkataan Bimo, melihat ekspresi wajah Jia. Bimo merasa takut jika Jia sudah memiliki kekasih atau bahkan sudah memiliki suami. 

"Selama ini aku selalu sibuk dengan toko ini, dan sibuk dengan kehidupan adikku. Aku tidak sempat memiliki waktu untuk memiliki kekasih ataupun suami," Jia tersenyum. 

Perkataan Jia membuat Bimo sangat bahagia, "jika kita kenal lebih dalam, apa akan ada yang marah kan?"

"Sepertinya tidak ada, kenapa kamu bertanya seperti itu bang Bimo?"

"Karena aku jatuh cinta padamu sejak pertama kali melihatmu."

"Kamu yakin bang Bimo jatuh cinta padaku?" tanya Jia bingung. 

Bimo menggenggam tangan Jia, "aku yakin, aku mencintaimu Jia."

"Bagaimana kita bisa bersama bang Bimo? Kita sangat berbeda," Jia menundukkan kepala dan merasa sedih. 

Bimo mengangkat kepala Jia, "jika kita memang berjodoh, pasti akan ada jalan untuk kita bersama Jia."

"Jika kita tidak berjodoh, bagaimana?"

"Kamu pasti mendapatkan seseorang yang lebih baik daripada aku," Bimo tersenyum, Jia juga tersenyum. 

"Besok mau datang ke rumah aku?"

"Ke rumah kamu?"

"Iya Jia, aku ingin memperkenalkan kamu ke ibuku. Kamu mau kan?" Jia bisa melihat arti mata Bimo sangat berharap Jia mau berkenalan dengan ibunya, tapi Jia bingung. 

"Bagaimana jika ibu kamu menolak hubungan kita?"

"Aku berharap kita berjodoh Jia, kita coba untuk berjuang ya."

"Baiklah bang Bimo, kita akan berjuang. Aku juga mencintai kamu," Jia tersenyum, Bimo memeluk Jia karena bahagia. 

"Terima kasih Jia, aku sangat mencintaimu." Jia bahagia mendengar perkataan Bimo, ucapan itu menghilangkan sedikit kekhawatiran dihatinya. 

"Ekhem," Desi berdehem membuat Jia dan Bimo melepaskan pelukannya. 

"Kalian kapan datang?" pipi Jia merona karena bahagia. 

"Baru saja, kalian sedang apa?" Ani tersenyum melihat Jia dan Bimo saling mencintai. 

"Tidak ada, kami tidak melakukan apapun," ucap Jia secara spontan membuat Ani dan Desi tersenyum. 

"Dia siapa Jia? Kamu tidak ingin memperkenalkan pada kami?" tanya Desi pada Jia.

Jia menatap mata Bimo "Namanya Bimo Wijaya."

"Hai aku Bimo," Bimo mengulurkan tangannya untuk berkenalan. 

"Aku Desi."

"Aku Ani."

"Kamu cinta sama Jia ya?" ucapan Desi membuat Jia dan Ani menatap kearahnya dengan perasaan terkejut. 

"Iya aku sangat mencintai Jia," Bimo tersenyum ke arah Jia. 

"Aku sebagai sahabat Jia, aku setuju jika kamu bisa membuat Jia bahagia." Desi merangkul sahabatnya. 

"Dan kami akan menghajar kamu, jika kamu menyakiti hatinya," Ani juga merangkul kedua sahabatnya. 

"Terima kasih sudah setuju, kalau begitu aku harus pergi karena aku harus kembali bekerja." Bimo mengambil tasnya dan keluar dari toko. 

Lihat selengkapnya