Bimo tinggal dirumah Jia setelah menikah, empat bulan berlalu. Jia merasa mual setiap hari, Jia dan Bimo pergi ke rumah sakit.
"Selamat tuan dan nyonya, kalian akan menjadi orang tua." Dokter tersenyum.
"Saya hamil dok?" tanya Jia tidak percaya dengan apa yang dia dengar.
"Iya nyonya anda hamil, sudah dua bulan. Untuk selanjutnya setiap bulan anda harus rutin cek kandungan, sekarang bayi sehat. Saya akan berikan resep untuk vitamin calon bayi, silahkan kalian tebus di apotek." Karena bahagia Bimo menggenggam tangan Jia.
"Terima kasih dokter, kalau begitu kami permisi." Bimo tersenyum.
"Nyonya harus menjaga kesehatan, tolong jaga kesehatan istri dan calon bayi dalam kandungan." Dokter memberikan nasehat untuk Bimo.
"Tentu dokter, saya pasti akan menjaga istri dan calon bayi kami." Bimo memeluk istrinya, Jia dan Bimo kembali ke rumah. Jia tidak melihat Sofia sudah pulang, Jia memasak. Jia dan Bimo duduk di meja makan menunggu Sofia.
"Aku yakin, Sofia pasti bahagia dengan kehadiran bayi ini." Jia tersenyum mengelus perutnya.
"Semua orang pasti bahagia dengan kehadiran bayi kita," Bimo mengelus perut Jia penuh kasih sayang, Sofia masuk ke dalam rumah menatap curiga karena Bimo mengusap perut kakaknya.
"Kalian kenapa?" tanya Sofia bingung.
"Duduk, ada yang ingin kami bicarakan." Jia tersenyum, Sofia duduk didepan Jia.
"Aku hamil sofia," Jia tersenyum bahagia.
Sofia yang mendengar perkataan Jia, langsung memeluk Jia. "Kakak tidak bohong kan?"
"Tidak Sofia, kakak beneran hamil dan sudah dua bulan." Jia menyentuh pipi adik kesayangannya.
"Boleh aku menyentuh perut kakak?" Sofia sangat bersemangat.
"Tentu boleh Sofia."
Sofia menyentuh perut Jia, "hai keponakan tante, jika kamu sudah lahir. Kita akan bermain bersama," ucap Sofia tersenyum bahagia.
"Sekarang kamu mandi, kemudian kita makan."
"Siap bos," Sofia memberi hormat, kemudian Sofia masuk ke dalam kamar.
"Besok sore kita ke rumah ibu, bagaimana menurut kamu?"
"Aku setuju," Jia dan Bimo tersenyum bahagia.
Sore hari, Jia dan Bimo pergi. Mereka duduk, ibu Bimo membuatkan minuman. "Kenapa kalian kesini sekarang, biasanya datang hari minggu?" tanya ibu Bimo bingung.
"Kami ingin mengatakan sesuatu pada ibu," Bimo tersenyum menggenggam tangan Jia.
"Ada apa?"
"Jia hamil bu, usia kandungnya dua bulan."
"Apa benar yang dikatakan Bimo?" tanya ibu Bimo dengan tatapan serius ke Jia.
"Iya ibu, saya sedang hamil." Jia tersenyum mengelus perutnya.
"Alhamdulillah jika kamu hamil, ingat jaga kesehatan cucu ibu." Ibu Bimo tersenyum bahagia.