Penyihir Terakhir

emurbawa
Chapter #1

Prolog

Penyihir, ya, penyihir.


Penyihir adalah ras tertinggi di antara manusia, memiliki kekuatan sihir yang berasal langsung dari dalam tubuh mereka, tanpa memerlukan tongkat atau buku sebagai medium.


Berbeda dengan manusia biasa yang memerlukan medium untuk menyalurkan energi sihir, penyihir dapat memanipulasi energi tersebut langsung dari tubuh mereka.


Penyihir tidak terikat oleh batasan usia seperti manusia pada umumnya, yang biasanya hanya hidup hingga 50 atau 60 tahun. Ketika seorang penyihir mencapai usia 20 tahun, mereka terbebas dari penuaan dan bisa hidup selama berabad-abad.


Secara fisik, penyihir hampir tidak bisa dibedakan dari manusia biasa. Mereka memiliki penampilan dan ciri fisik yang sama, dengan satu-satunya perbedaan yang terletak pada energi sihir yang mereka miliki.


Pada titik tertentu dalam kehidupan mereka, banyak penyihir memilih untuk mengembara atau hidup berdampingan dengan manusia biasa. Mereka sering membuka toko obat-obatan, menggunakan ilmu mereka untuk membantu manusia.


Manusia sangat bergantung pada para penyihir, sehingga mereka mengistimewakan para penyihir. Namun, para penyihir menolak perlakuan istimewa ini dan hanya ingin hidup berdampingan secara damai.


Penyihir memiliki aturan ketat dalam kehidupan mereka, salah satu yang paling penting adalah larangan menikah dengan manusia. Aturan ini muncul dari pengalaman pahit di masa lalu.


Pernah ada seorang penyihir yang menikah dengan manusia biasa. Saat manusia itu menua dan meninggal, penyihir tersebut tetap awet muda dan tidak menua sedikitpun. Rasa kehilangan yang mendalam membuat penyihir itu patah hati, hingga akhirnya memilih untuk mengakhiri hidupnya, meninggalkan anak mereka yang setengah manusia dan setengah penyihir.


Beberapa tahun kemudian, manusia membentuk sebuah kekaisaran besar dengan menyatukan semua kerajaan di belahan timur yang diberi nama Kekaisaran Elde.


Kekaisaran ini kemudian mengusir para penyihir karena rasa iri terhadap kekuatan mereka. Tragedi ini mempertegas betapa pentingnya aturan yang telah dipegang teguh oleh para penyihir selama berabad-abad.


Para penyihir pun mengikuti langkah manusia dengan mendirikan Kekadipatenan yang diberi nama sebagai Kadipaten Elzir demi mempertahankan diri mereka dari keserakahan manusia yang mulai merusak alam.


Meski tidak sebesar Kekaisaran, Kadipaten ini cukup untuk menampung semua penyihir yang ada di dunia.


Kaisar pertama Elde kemudian memerintahkan para pejabatnya untuk mengambil upeti dari Kadipaten Elzir, awalnya Adipati penyihir memberi upeti pada manusia tapi lambat laun besaran upeti bertambah dan para penyihir merasa tertekan.


Para penyihir meminta pada Adipati mereka untuk bernegosiasi dengan manusia agar menurunkan biaya upeti untuk dibayar. Sang Adipati itu menyetujuinya, dia bergegas ke Kekaisaran Elde untuk bernegosiasi.

Lihat selengkapnya