Penyihir Terakhir

emurbawa
Chapter #2

Zephyr Alle Elzir

Seorang penyihir muda melangkah perlahan di antara reruntuhan bekas ibu kota yang hancur, mengingat masa lalu yang masih menghantuinya.

Langit yang kelabu dan reruntuhan bangunan yang ditumbuhi lumut menjadi saksi bisu dari kehancuran yang terjadi seratus tahun lalu. Tangannya yang halus namun kuat mencoba mengais-ngais reruntuhan itu, berharap menemukan sesuatu yang berharga.

"Kalau tidak salah ini adalah rumah Kak Naila, pasti banyak artefak di ruang bawah tanahnya," gumamnya sambil menyeka keringat di dahinya yang mulai berminyak.

Dia membersihkan reruntuhan dengan hati-hati, memastikan setiap batu dan puing yang dipindahkannya tidak menimbulkan kerusakan lebih lanjut.

Pemuda itu memiliki rambut hitam legam yang panjang, mata coklat yang penuh determinasi, dan kulit putih mulus yang kontras dengan pakaian serba hitam yang dikenakannya.

Dia adalah satu-satunya penyihir yang selamat dari pembantaian yang dilakukan oleh manusia seratus tahun lalu. Dia adalah Zephyr, satu-satunya kerabat yang tersisa dari Adipati Kadipaten Elzir dan satu-satunya seorang penyihir yang selamat.

Dia merupakan putra dari kakak laki-laki Adipati Elzir yang mengakhiri hidup setelah ditinggalkan istrinya yang seorang manusia.

Ya, Zephyr adalah setengah manusia dan penyihir. Orang tuanya seorang penyihir dan manusia, mereka menikah meskipun perbedaan usia mereka bagai bumi dan langit.

Penyihir bisa hidup berabad-abad, bahkan bisa mencapai keabadian jika mencapai tingkatan tertentu dalam ilmu sihir. Sejak kejadian tragis yang menimpa keluarganya, kaum penyihir melarang pernikahan dengan manusia.

"Ini dia!" seru Zephyr ketika menemukan sebuah pintu rahasia di lantai reruntuhan bekas rumah Naila. Gadis itu merupakan anak dari Adipati dan sepupunya yang menyelamatkan hidupnya seratus tahun lalu.

Dia menarik gagang pintu rahasia itu tapi gagal, ternyata pintu itu terlindungi oleh segel sihir yang kuat.

Zephyr menatap segel sihir tersebut dengan seksama. Cahaya biru bersinar samar-samar dari lambang bintang besar berwarna hitam yang berkelip.

"Ini... ini segel tingkat tinggi," gumamnya dengan nada kagum. "Sepertinya Kak Naila menyimpan benda-benda berbahaya di ruangan bawah tanahnya. Jika tidak, maka tidak mungkin dia menyegelnya dengan segel tingkat tinggi seperti ini."

Zephyr berpikir keras, mencoba mengingat pelajaran sihir yang pernah diajarkan oleh para tetua.

"Bagaimana cara melepaskan segel ini?"

Dia merapalkan mantra pelindung untuk memastikan dirinya tetap aman jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Dengan hati-hati, dia mulai mengamati pola dan simbol pada segel itu, mencari petunjuk yang bisa membantunya.

Tiba-tiba, ingatan tentang sebuah buku tua yang pernah dia baca muncul dalam benaknya. Buku itu berisi tentang berbagai jenis segel sihir dan cara membukanya.

Lihat selengkapnya