Yogyakarta, 15 November 2014. Malam pukul 20.00 WIB, Amanda akan bertemu dengan seorang pria yang akan dijodohkan dengannya, putra Pak Heru. Ia tiba di restoran agak terlambat karena baru sejam yang lalu pulang dari kantor. Karena tak punya banyak waktu, ia hanya mengenakan dress putih dengan ikat pinggang kain berwarna merah muda, kakinya dibungkus sepatu hak putih, sinarnya tetap berkilau buat setiap mata tak berpaling saat melihatnya.
Sebelum tiba di restoran ini, ia sudah ijin padaku terlebih dahulu, awalnya aku sempat ragu dan tak mengijinkan pertemuan itu, diapun akan ikut apapun perkataanku, namun setelah kupikir-pikir, demi menjaga hubungan baik antara dia dan ayahnya, maka dengan berat hati aku ijinkan dia untuk pergi. Amanda juga meyakinkanku bahwa ia tak pernah berpikir untuk berpaling ke lain hati, hal itu ia tunjukan lewat uang lima puluh juta yang baru saja masuk dalam rekeningku, sebagaimana janjinya beberapa bulan yang lalu.
Amanda berjalan perlahan mencari meja nomor tiga belas sebagaimana tertera di pesan singkat yang dikirim, setelah beberapa saat melihat ke sekeliling, ia akhirnya menemukan meja itu, lokasinya tak jauh dari tempatnya berdiri, disana terlihat ada seorang pria duduk mengenakan kemeja, celana jeans, dan sepatu serba hitam, itu pasti pria yang dimaksud ayahnya. Posisi duduknya membelakangi Amanda sehingga tak terlihat dengan jelas wajahnya, agar pertemuan malam itu bisa segera tuntas, maka dengan segera ia datang mendekat.
"Sorry ya telat." katanya
"Gak apa-apa," kata Pria tersebut sambil tersenyum
Setelah Amanda mengatur posisi duduk yang nyaman, iapun bertemu pandang dengan pria yang ada dihadapannya saat ini.
"Kamu?" katanya setengah terkejut melihat Bima
"Ia." jawab Bima
"Maaf mungkin saya salah meja." kata Amanda hendak beranjak pergi
"Kamu tidak salah, aku adalah anak Pak Heru, rekan bisnis ayahmu." kata Bima
Awalnya Amanda hendak pergi dari tempat itu, namun sisi lain dirinya menolak, ia tak ingin hubungan bisnis ayahnya rusak hanya karena persoalan masa lalu. Jadi, ia putuskan untuk bertahan dan meladeni mantan seniornya itu.
"Aku gak bisa lama, apa yang mau kamu sampaikan?"